JAKARTA – Di masa Orde Baru, sering muncul ungkapan ABS alias asal bapak senang. Ternyata, ungkapan itu asalnya dari sebuah nama band atau grup musik yang biasa dibawa Presiden Soekarno ke mana-mana. Main musiknya kadang amburadul, tapi tetap saja bikin senang Bung Karno.
Hal demikian dibeberkan putri ketiga Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Amelia A Yani ketika berbincang dengan Okezone ditemani dua rekan penggiat sejarah, Tjekiagus Novan dan Wahyu Bowo, di Museum Sasmita Loka Pahlawan Revolusi Ahmad Yani, Jalan Lembang Nomor 58, Jakarta Pusat.
Ketika sudah menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat Letnan Jenderal, Ahmad Yani yang lahir di Purworejo 19 Juni 1922, mendapati kunjungan Presiden Soekarno di rumah dinas Men/Pangad di kawasan Taman Suropati.
Amelia ingat betul ketika kedelapan anak-anak Jenderal Yani, dibariskan untuk bersalaman dengan “Putra sang Fajar”, yang datang bersama rombongan band ABS dan istri keenamnya, Haryati.
“Itu pertama kali dan terakhir saya bertemu dan melihat Bung Karno dari dekat. Saya pribadi melihat sosoknya yang berpostur besar, pakai jas hitam. Dalam hati, ‘Oh, ini yang diceritakan bapak setiap hari, sang pemimpin besar revolusi’,” kenang Amelia.
Amelia Yani (kanan) berkisah ketika Soekarno menyambangi rumah dinas Ahmad Yani
“Bung Karno juga bawa rombongan Band ABS itu. Mainnya ‘kedombrang-kedombrang’ enggak karuan, asal bapak (Bung Karno) senang. Pemain (band-nya) Tjakrabirawa. Mainnya sampai jam 12 malam. Mereka dikasih minumnya bir, sementara tentara yang lain cuma teh manis,” imbuhnya.
Tapi itu jadi hari-hari terakhir Jenderal Yani dan keluarga tinggal di rumah dinas Menpangad. Pasalnya, keluarga Jenderal Yani, terutama sang istri, Yayu Ruliah merasa tak betah dan pilih pindah ke Jalan Lembang Nomor D58 lagi.
“Cuma sembilan bulan kita tinggal di rumah itu. Ibu sering diganggu makhluk halus di rumah itu. Lebih enak rumah ini (Jalan Lembang Nomor 58), bisa lebih sering ketemu dan lebih akrab juga sama bapak,” lanjut Amelia.
Di rumah Jalan Lembang Nomor 58 ini pula Jenderal Yani lebih sering menerima tamu-tamunya dari luar negeri. Rumah ini juga lebih terbuka buat para sahabat keluarga. Saking terbukanya untuk keluarga dan terutama tamu, kadang anak-anak Amelia Yani sering merasa terganggu.
“Tamu asing banyak yang datangnya ke sini. Tamu keluar-masuk untuk bertamu itu biasa. Kalau lagi ada tamu hari minggu dan kita enggak bisa jalan-jalan, lantas tamunya enggak pergi-pergi, kita sebarin garam di lantai, sampai tamunya risih dan akhirnya pergi. Bapak sih tahu kelakuan kita itu, tapi bapak enggak pernah marah,” tutupnya.
(Randy Wirayudha)