“Jadi tidak mungkin Pak Harto terlibat (G30S). Sejarah mereka terbentang panjang ke belakang sejak masa Revolusi. Kalau Pak Yani di Magelang butuh pasukan, Pak Harto bantu kirim. Begitu juga sebaliknya, jadi mereka sudah biasa kerja sama sejak lama, mereka berjuang bareng-bareng,” tambahnya.
Relasi Jenderal Yani dengan para perwira lainnya juga disebutkan Amelia, terjaga dengan apik. Misalnya dengan Mayjen Musannif Ryacudu, ayah dari Menteri Pertahanan saat ini, Ryamizard Ryacudu, dengan mantan Panglima TT-II/Sriwijaya Ibu Sutowo, Suryo Sumpeno, Jenderal Soedirman, Jenderal Gatot Soebroto, Jenderal Abdoel Haris Nasution, hingga Laksamana Udara Omar Dhani.
“Hampir semua yang pernah ikut bertempur sama bapak hubungannya baik. Dengan Pak Gatot, dia sayang sekali sama bapak. Kita juga kalau main ke rumahnya di Jalan Wahid Hasyim, sering dipangku dan bercanda sama Pak Gatot,” lanjutnya di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Ahmad Yani, Jalan Lembang Nomor 58, Jakarta Pusat.
“Dengan (KSAU) Pak Omar Dhani, (KSAL) Pak RE Martadinata, mereka sering kumpul di Istana Bogor, di Cipayung. Begitupun dengan Pak Nas (Nasution), walau pernah ada friksi dengan bapak,” imbuh Amelia.