JAKARTA – Indonesia telah resmi menjadi anggota Organisasi Negara-negara Melanesia (Melanesian Spearhead Group) dalam KTT di Kepulauan Solomon pada 26–27 Juni 2015. Beberapa pihak mempertanyakan langkah yang diambil Indonesia tersebut, terlebih lagi organasasi ini pernah menyatakan pengakuan terhadap Papua Barat sebagai negara merdeka.
Menanggapi pandangan skeptis itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan bergabungnya Indonesia dengan MSG akan memberikan keuntungan. Sebab, salah satu fokus pemerintah adalah mengembangkan hubungan dengan negara-negara Pasifik.
Mengenai isu Papua Barat, Tata –sapaan akrabnya– mengatakan Indonesia tidak terlalu merisaukan.
"Indonesia bergabung dengan MSG karena di statuta MSG, di agreement pembentukan MSG. Dalam menjalankan hubungn dengan anggota-anggota, mereka menghormati hukum internasional termasuk kedaulatan dan tidak ikut campur hubungan domestik negara anggota," kata Tata kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sikap negara-negara anggota MSG mengenai Papua Barat telah berubah. Hal itu terlihat dari pernyataan Perdana Menteri Fiji dan Papua Nugini (PNG) yang tidak lagi membahas kedaulatan Papua Barat dan berfokus pada pembangunan di wilayah timur Indonesia yang banyak dihuni oarang-orang Melanesia.
Sebelum diangkat menjadi anggota MSG, Indonesia telah berperan menjadi observer di organisasi yang didrikan pada 1986 itu sejak 2011. Indonesia dinilai memiliki kedekatan dengan negara-negara Melanesia karena ada sekira 11 juta orang Melanesia yang menempati lima provinsi di Indonesia yakni Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
(Rahman Asmardika)