JAYAPURA – Sebanyak 70 rumah dan kios di Kabupaten Tolikara, Papua pagi tadi dibakar ratusan massa, yang diduga menolak perayaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah di wilayah tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima Okezone, pembakaran diawali dengan aksi pelemparan saat umat Muslim di wilayah tersebut mengumandangkan takbiran sebelum pelaksanaan salat Id 1436 Hijriah pagi tadi.
Penolakan ini, sehubungan dengan seminar tingkat Internasional yang berlangsung di Kabupaten Tolikara pada 13 - 19 Juli 205. Berikut isi selebaran yang menolak perayaan idul Fitri di wilayah tersebut.
“Badan pekerja wilayah Toli memberitahukan bahwa, pada tanggal 13 - 19 Juli 2015, ada kegiatan seminar dan KKR pemuda GIDI tingkat internasional. Sehubungan dengan keguatan tersebut, kami dari pimpinan GIDI wilayah Toli membatalkan dan menunda semua kegiatan yang bersifat mengundang umat besar, dan tingkat jamaat lokal, klasis dan dari yayasan atau lembaga-lembaga lain.
Oleh karena itu, kami (GIDI) memberitahukan bahwa : acara membuka Lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengizinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga). Boleh merayakan Hari Raya di luar Kabupaten Tolikara / Wamena atau Jayapura. Dilarang kaum Muslim memakai pakaian jilbab"
Namun, umat Islam tetap menjalankan perayaan Hari Raya Idul Fitri, sehingga massa mengamuk, melempari musola yang dijadikan sebagai tempat shalat Id. Massa kemudian menyerang sambil berteriak, bubarkan dan bubarkan.
Massa semakin brutal dan membakar musola serta rumah dan kios milik warga Muslim di wilayah tersebut. Aparat keamanan pun akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi brutal massa.
"Sampai saat ini, kami masih mendalami apakah insiden pagi tadi disebabkan oleh surat edaran larangan perayaan Idul Fitri oleh panitia KKR pemuda Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), atau ada faktor lain, sehingga warga marah dan melakukan pembakaran,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Patrige, Jumat (17/7/2015).(MSR)
(Syukri Rahmatullah)