Pemkab, lanjutnya, akan mengundang manajemen PT Tripatra-Samsung, Jakarta, dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), termasuk juga perwakilan karyawan, untuk membahas bersama permasalahan yang terjadi. "Secepatnya saya akan mengundang Tripatra dan EMCL, juga perwakilan karyawan minyak Blok Cepu, untuk menjaga agar pekerjaan dan produksi minyak Blok Cepu tidak terganggu," katanya, menegaskan.
Ditanya kemungkinan ada faktor lain di luar faktor kesulitan antre keluar untuk istirahat, ia menyatakan kurang tahu. "Permasalahan yang kelihatan kejadiannya, ya soal karyawan tidak bisa keluar untuk makan siang, bahkan saya tadi tanya seorang karyawan yang ada di lokasi, juga mengaku tidak tahu penyebab keributan yang terjadi," jawabnya.
Meski demikian, ia menunggu hasil pengusutan polisi atas kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu itu.
Kapolres Bojonegoro AKBP Henri Fuiser, menjelaskan kemarahan ribuan karyawan proyek minyak "EPC" I Blok Cepu, berlangsung sekitar 30 menit, karena dipicu sulit keluar untuk istirahat makan siang. "Mereka marah karena lama keluar melalui pintu untuk makan siang," tandasnya.
Dari data diperoleh, dampak kerusuhan di proyek minyak "EPC" I Blok Cepu, yaitu sejumlah mobil rusak, di antaranya, satu mobil dibakar, dan kantor di lokasi setempat dirusak massa.
(Muhammad Saifullah )