Antisipasi Terulangnya Kasus Sonya, Ini Strategi yang Ditawarkan Kapolresta Medan
MEDAN – Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menawarkan strategi baru kepada Dinas Pendidikan Kota Medan, untuk mengantisipasi kembali terjadinya konvoi dan aksi pelanggaran lalu lintas yang kerap dilakukan pelajar pasca-pelaksanaan ujian nasional.
Hal ini untuk mengantisipasi kasus seperti yang dialami Sonya Ekarina Sembiring Depari, yang akibat konvoi dan ditertibkan petugas, mengamuk dan menyebut nama pamannya, Deputi Penindakan BNN Irjen Pol Arman Depari, untuk melawan petugas. Dimana akibat aksinya itu, Sonya menjadi korban bully di sosial media.
(Baca juga: Sonya Depari "Anak" Arman Depari Di-Bully di Sosmed)
Menurut Mardiaz, strategi yang harus diterapkan adalah dengan meminta orangtua dari para siswa menjemput anak-anak mereka di hari terakhir ujian nasional. Dimana dengan strategi itu, para siswa yang baru menyelesaikan ujian nasional dapat diawasi sehingga tidak melakukan konvoi dan aksi melanggar hukum lainnya.
“Selama ini kan cuma diimbau. Saya pikir ke depan kita perlu menerapkan strategi itu. Ini untuk mengantisipasi. Sehingga apa yang terjadi kemarin (dengan Sonya) tak perlu terulang. Kalau seperti sekarang, semua merugi,” ujar Mardiaz, Sabtu (9/4/2016).
Mardiaz juga berharap, orangtua siswa dapat kooperatif jika nantinya diminta pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan untuk menjemput anak mereka di hari terakhir ujian nasional.
“Kita semua harus proaktif mengantisipasi tindakan euphoria yang selama ini seolah membudaya. Kegiatan-kegiatan itu tidak perlu dilanjutkan karena telah terbukti lebih banyak buruknya,” tandas Mardiaz.
(Fransiskus Dasa Saputra)
