Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jejak Hadratus Syeh KH Hasyim Asy'ari di Makkah

Mohammad Saifulloh , Jurnalis-Jum'at, 09 September 2016 |06:19 WIB
Jejak Hadratus Syeh KH Hasyim Asy'ari di Makkah
(Foto: Saifulloh/Okezone)
A
A
A

Melalui layar slide, Syeh Majid juga menunjukkan kepada hadirin bentuk ruangan kelas-kelas madrasah, kemudian kantor para ustaz, perpustakaan, dan fasilitas pendukung belajar mengajar lainnya tempo dulu.

Dia mengungkap, banyak sekali para dermawan menyumbangkan hartanya dan semua namanya tertulis di dinding-dinding madrasah. “Alhamdulillah madrasah Shaulatiyah masih eksis, di sini diajarkan Alquran, ilmu hadits, dan ilmu-ilmu lain, banyak belajar para santri dan mahasiswa dari berbagai belahan dunia di sini. Bahkan madrasah shaulatiyah disebut juga sebagai Al-Azhar-nya tanah Hijaz,” ulasnya.

Lokasi awal Madrasah Shaulatiyah berada di sekitar terowongan Masjidil Haram, sejak beberapa tahun lalu tempat belajar KH Hasyim Ars’ari tersebut berpindah ke Ka’kiyah yang berjarak sekira 10 kilometer arah barat Masjidil Haram.

Wakil Rais Am PBNU KH Miftahul Ahyar dalam sambutannya memaparkan tentang kebesaran NU yang didirikan KH Hasyim Asy’ari sepulang dari belajar di Makkah. Dia mengingatkan kebesaran ini harus diwaspadai agar jangan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang mencari keuntungan dari organisasi. Kebesaran NU harus betul-betul bisa dirasakan oleh anggotanya.

“Sangat tepat sekali saat ini napak tilas tempat belajar Hadratus Syeh sebagai rasa gandrung kita, kita berkumpul dengan siapa, belajar dengan siapa, bagaimana beliau belajar di madrasah ini lalu pulang dengan keberhasilan luar biasa, itu harus kita pelajari sehingga NU yang dilahirkan betul-betul NU seperti yang diinginan KH Hasyim Asy’ari. Saya kira layak dari Makkah ini dimulai muhasabah atau mendesain ulang, karena kewaspadaan di NU sudah sangat menipis. Apakah NU saat ini masih tetap seperti NU yang diinginkan beliau, Islam saja setiap 100 tahun akan datang mujaddid-mujaddid untuk menyegarkan syariatnya, apalagi organisasi, maka perlu ada desain ulang, mengembalikan kesegaran itu pada NU, menata organisasi dengan baik, bagaimana jamaah NU yang besar ini jadi jamiyah sehingga keramat NU tidak hanya untuk organisasinya tapi juga anggotanya,” paparnya.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi silaturahim Pengurus Cabang Istimewa NU Sedunia di tempat KH Hasyim Asy’ari pernah menimba ilmu. Dia berharap semua pihak mendapatkan hikmah dari napak tilas perjalanan hadratus syeh.

“Pertemuan ini sekaligus napak tilas terhadap pengalaman beliau selama menuntut ilmu di madrasah shaulatiyah ini dan lalu semoga kita dapat mendapatkan hikmah dari apa yang beliau pernah alami. Selaku Menteri Agama saya beryukur NU mampu memelihara sekaligus mengembangkan jamiyahnya dalam upaya menyebarkan kemaslahatan yang lebih luas dan tentu terhadap madarasah shaulatiyah kita juga bersyukur karena ini madarasah yang memiliki sejarah panjang yang tentu memberikan kontribusi dan sumbangsih yang begitu besar karena banyak pelajar-pelajar Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di sini, setamatnya dari sini mereka lalu mampu mengembangkan diri di daerahnya masing-masing,” pungkasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement