Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 5.035 meter persegi ini memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama. Dua pintu diperuntukkan untuk jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya untuk perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Lampu-lampu hias berwarna kuning keemasan tampak anggun menggantung di langit-langit masjid. Keindahan masjid semakin lengkap dengan kehadiran kubah-kubah berukuran raksasa.
"Di kubah paling depan ada lubang kecil di atas. Kalau tidak diperhatikan tidak akan kelihatan," ujar Syamsul, salah seorang mukimin seraya menunjuk salah satu titik di kubah.
"Itu penanda tempat Rasul dulu menambatkan untanya saat baru tiba dari Makkah waktu hijrah. Kalau ditarik garis lurus ke bawah, di sini letak persisnya. Banyak orang yang ingin salat di sini," ulasnya.
Cerita ihwal unta memang tak bisa dilepaskan dari keberadaan Masjid Quba lantaran Rasulullah yang menunggang unta sebelum masuk Madinah sempat singgah di Quba untuk membangun masjid pertama di Madinah dan salat di sana.
Disebutkan, Rasulullah sendiri selama berada di Madinah hampir tiap hari Sabtu berkunjung ke masjid ini untuk melaksanakan salat sunnah. Kadang jalan kaki atau naik unta.
14 abad lebih telah berlalu dan kini masjid ini tak pernah sepi. Silih berganti para peziarah datang dan pergi, mengikuti sunnahnya dan mengharap Ridho-Nya.
(Angkasa Yudhistira)