Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Saran Pengamat untuk Trump Hadapi Debat Capres Terakhir

Silviana Dharma , Jurnalis-Sabtu, 15 Oktober 2016 |13:56 WIB
Saran Pengamat untuk Trump Hadapi Debat Capres Terakhir
Keledai melambangkan Demokrat, gajah adalah Republik. (Foto: Keyword Suggestion)
A
A
A

JAKARTA – Kalau melihat peta politik Amerika Serikat (AS), lebih banyak kawasan berwarna merah daripada biru. Merah merepresentasikan Partai Republik, sedangkan biru melambangkan Partai Demokrat.

Meski begitu, pengamat politik Indonesia dan Amerika Serikat dari Northwestern University yakni Jeffrey Alan Winter mengungkapkan kepada Okezone beberapa waktu lalu bahwa sebenarnya warna merah yang dominan tersebut hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Itulah mengapa suara minimal untuk lulus nominasi capres Republik lebih minim jumlahnya daripada Demokrat.

Foto: Pemetaan Republik dan Demokrat (FiveThirtyEight)

Di Republik angka amannya 1.237 suara saat pemilihan pendahuluan. Sementara untuk Demokrat jumlah suara yang harus dikumpulkan untuk lulus capres resmi adalah 2.383 dukungan.

“Kita tahu faktanya ada lebih banyak pemilih Demokrat daripada Republik. Kesannya, Hillary sudah pasti menang bukan? Tapi perlu diketahui tidak semua pemilih Demokrat mau menggunakan hak pilihnya. Survei membuktikan pemilih Republik lebih aktif memberikan suaranya di TPS,” ujar akademisi program doktoral ilmu politik dari University of Notre Dame, Nathanael Gratias Sumaktoyo, dalam diskusi Pilpres AS di @America, Pacific Place kawasan SCBD, Jakarta, kemarin.

Dengan demikian, Sumaktoyo menjelaskan masih ada peluang bagi Republik untuk menang. Tetapi Donald Trump, menurutnya, juga harus berusaha maksimal. Khususnya dalam debat capres AS terakhir yang akan dihelat pada 19 Oktober di University of Nevada, Las Vegas.

“Hal yang tidak bisa dikendalikan oleh Trump itu hanya ucapan dia di masa lalu dan rekaman-rekaman yang kemungkinan masih ada lebih banyak lagi. Tapi sekarang, kalau dia mau menang, saran saya, dia diam saja sampai pilpres nanti. Tahan diri selama debat, jangan menunjukkan temperamen buruknya, kecuali itu bisa membuat dia mendapat dukungan,” ucap diaspora Indonesia yang sudah lima tahun tinggal di AS tersebut.

Foto: Molly E Reynolds (Silviana Dharma/Okezone)

Saran serupa datang dari pengamat politik dalam negeri AS, Molly Elizabeth Reynolds. Perempuan yang berkecimpung dalam studi pemerintahan di Brookings Institute tersebut mengatakan satu-satunya jalan untuk Trump menang adalah menemukan pendekatan baru untuk menarik lebih banyak dukungan.

“Pada titik ini, untuk Trump bisa menang, dia perlu menemukan cara lain untuk menarik lebih banyak dukungan dari pemilih. Jangan berfokus menyenangkan pendukung setianya yang sudah pasti,” usulnya.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement