Bahron yang juga ketua PGRI Gunungkidul mengatakan pihaknya masih melakukan upaya agar para GTT yang jauh di bawah UMK bisa mendapatkan haknya. "Kita terus berupaya agar para GTT bisa mendapatkan gaji layak, paling tidak UMK," ulasnya.
Pun demikian selain upah layak, pihaknya terus melakukan upaya agar kualitas guru juga meningkat karena sampai saat ini Gunungkidul berada di peringkat terbawah rata-rata nilai di tingkat DIY.
Salah seorang GTT, Bayu Prihantanto, mengungkapkan dirinya mendapat honor setiap bulannya Rp300 ribu dari sekolah. Ia mendapat bantuan tunjangan dari pemerintah Rp150 ribu per bulan yang diterima tiga bulan sekali. Dalam mendapatkan kesejahteraan, dirinya harus membagi waktu. Setelah mengajar, Bayu harus bekerja di sektor lain.
"Saya berusaha membuka warung makan, dan menulis di media online lokal. Kalau mengandalkan gaji dari guru jelas tidak cukup," ujarnya.
Bayu pun berharap pemerintah bisa memperhatikan GTT karena masih jauh dari UMK. "Minimal bisa sama dengan UMK yang ada di sini," pintanya.
(Khafid Mardiyansyah)