BEIJING – China mengingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak mengganggu stabilitas kawasan Asia Timur setelah Menteri Pertahanan James Mattis menyebut Kepulauan Senkaku dilindungi oleh perjanjian militer Tokyo-Washington. Kepulauan yang dikenal dengan nama Diaoyu bagi China itu menjadi sengketa antara Negeri Tirai Bambu dengan Negeri Matahari Terbit.
“Pulau Diaoyu dan pulau-pulau kecil yang berdekatan telah menjadi bagian yang melekat dari wilayah China sejak zaman kuno, yang merupakan fakta sejarah yang tidak bisa diubah,” tutur Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang, mengutip dari Channel News Asia, Minggu (5/2/2017).
“Kami mendesak AS untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab, berhenti mengeluarkan pernyataan yang salah dan menghindari membuat masalah lebih rumit dan membawa ketidakstabilan ke situasi regional,” sambung pernyataan tersebut.
James Mattis menyebut gugusan pulau tersebut tunduk pada perjanjian jangka panjang antara AS dan Jepang. “Saya menjelaskan bahwa kebijakan jangka panjang kami tentang Kepulauan Senkaku tetap berlaku. AS akan terus mengakui pemerintahan Jepang di pulau-pulau tersebut. Pasal 5 dari Pakta Keamanan AS-Jepang berlaku,” tutur pria berjuluk ‘Si Anjing Gila’ itu di Tokyo.
Pasal 5 Pakta Keamanan AS-Jepang menekankan komitmen Negeri Paman Sam untuk mempertahankan Negeri Sakura atau wilayah kekuasaannya dari serangan mana pun. Lu Kang mengatakan pakta tersebut adalah produk hukum pada masa Perang Dingin. Pakta tersebut tidak seharusnya memiliki dampak terhadap kedaulatan wilayah China.
Kepulauan Senkaku atau Diaoyu diketahui memiliki kekayaan ikan yang melimpah. Gugus kepulauan tersebut berada di tengah-tengah antara Tokyo dengan Beijing. China mengklaim kepulauan tersebut sudah menjadi bagian dari wilayahnya sejak berabad-abad lalu.
(Wikanto Arungbudoyo)