JAKARTA - Chief of the Australian Army, Letnan Jenderal Angus Campbell menegaskan komitmennya menjatuhkan sanksi kepada anak buahnya yang terlibat dalam insiden penghinaan Pancasila, beberapa waktu lalu.
Petinggi militer Negeri Kangguru itu mengatakan Australian Defence Force akan menerapkan sanksi tegas terhadap seluruh personel yang terlibat dan bertangggung jawab atas kejadian tersebut.
"Tindakan tersebut akan berdampak terhadap karier mereka," kata Champbell saat bertemu Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Rabu kemarin seperti dikutip dari keterangan pers yang dirilis Pusat Penerangan TNI, Kamis (9/2/2017).
Champbell juga menyampaikan kepada Panglima TNI bahwa militer Australia akan menghentikan kegiatan pelajaran pendidikan Bahasa Indonesia.
Militer Australia, lanjut Champbell, juga melakukan pembenahan internal satuan dan staf, tenaga pengajar dan personel yang terlibat, serta merevisi materi pelajaran.
Sebelumnya, hubungan Indonesia dan Australia sempat memanas akibat dugaan penghinaan Pancasila yang dilakukan prajurit Australia.
Peristiwa tersebut terjadi saat prajurit TNI yang tengah berlatih bersama Pasukan Khusus SAS Australia di markas militer di Perth menemukan satu material latihan yang dirasa menghina Pancasila. Materi itu juga diduga terkait Papua Barat. Atas insiden tersebut, kerja sama militer Indonesia-Australia dihentikan sementara. Kedua negara bergerak cepat mencari solusi persoalan tersebut.
(Rizka Diputra)