Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

HISTORIPEDIA: Gempa 23 Detik Menewaskan 242 Ribu Orang di China

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Jum'at, 28 Juli 2017 |06:01 WIB
HISTORIPEDIA: Gempa 23 Detik Menewaskan 242 Ribu Orang di China
Tim SAR berupaya menyelamatkan warga dari balik puing-puing di Tangshan, China (Foto: China Underground)
A
A
A

TIDUR nyenyak warga Kota Tangshan, China, diganggu oleh gempa dahsyat dengan prediksi kekuatan antara 7,8-8,2 pada skala Richter (SR). Gempa terjadi pada 28 Juli 1976 sekira pukul 03.42 waktu setempat, ketika 1 juta warga kota industri tersebut sedang terlelap.

Akibatnya, jumlah korban tewas mencapai 242 ribu orang di Tangshan dan sekitarnya. Angka tersebut menjadikan bencana gempa Tangshan sebagai yang terburuk dalam sejarah peradaban manusia modern.

China, yang terletak antara lempeng Hindia dan Pasifik, sangat rentan terhadap bencana gempa bumi. Bencana tersebut memainkan peran penting dalam kebudayaan serta perkembangan ilmu pengetahuan di Negeri Tirai Bambu. China diketahui sebagai negara pertama yang mengembangkan fungsi seismometer, alat pengukur guncangan gempa.

Wilayah utara China di mana Tangshan terletak sangat rentan terhadap pergerakan lempeng Pasifik. Beberapa hari sebelum insiden, warga melihat fenomena aneh di sekitar Tangshan. Permukaan air menurun drastis, tikus-tikus berkeliaran dalam kepanikan di siang hari, dan ayam-ayam peliharaan yang enggan makan.

Diwartakan History, Jumat (28/7/2017), sepanjang 27 Juli sore hingga 28 Juli 1976 dini hari waktu setempat, warga melihat kilatan cahaya berwarna dan bola api. Akan tetapi, fenomena aneh tersebut tidak disadari sebagai pertanda akan bencana yang merenggut ratusan ribu nyawa.

Gempa berlangsung singkat, hanya 23 detik. Tetapi, getarannya mampu menghancurkan sekira 90% bangunan di Tangshan. Sekira 242 ribu orang tewas dan 160 ribu lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement