Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wah! Makan 'Mahal' di Malioboro Mendadak Viral di Medsos

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 12 September 2017 |15:26 WIB
Wah! Makan 'Mahal' di Malioboro Mendadak Viral di Medsos
ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

YOGYAKARTA – Ulah pedagang lesehan di Jalan Malioboro, DIY, kembali menjadi trending topic di media sosial. Ini setelah grup di akun Facebook, Info Cegatan Jogja (ICJ), mengunggah keluhan wisatawan saat makan di jalan yang paling terkenal di Yogyakarta itu.

Dalam unggahan tersebut, pengunggah mencantumkan foto nota pembelian disertai tulisan yang berisi keluhan mahalnya makan di lesehan Malioboro. Tertulis harga satu gelas es jeruk setara dengan harga nasi ayam di lesehan pinggiran. Disebutkan pula harga empat bebek goreng dipatok Rp120.000, empat ayam goreng kampung Rp180.000, dan enam porsi nasi putih Rp42.000.

Kontan saja unggahan tersebut menjadi viral dan membuat Unit Pelaksan Teknis (UPT) Malioboro gerah dan langsung menerjunkan tim untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di semua warung lesehan yang ada di kawasan Malioboro.

Koordinator Keamanan dan Ketertiban UPT Malioboro, Ahmad Syamsudi mengatakan, pihaknya sudah mengetahui ada unggahan yang menjadi viral di medsos terkait keluhan konsumen terhadap pedagang lesehan di Malioboro yang main pukul harga.

”Kita langsung lakukan pengecekan, namun masih belum menemukan warung lesehan dengan model nota yang ramai diperbincangkan di Facebook,” katanya kemarin.

Penelusuran dilakukan dengan mendatangi satu per satu pedagang lesehan di sepanjang Jalan Malioboro. Para petugas pun menggunakan gambar di grup Facebook untuk mengecek apakah ada pedagang yang memakai nota sama persis seperti yang diunggah dan viral di media sosial tersebut.

”Kita masih belum temukan. Malioboro kan kompleks, ada penggal jalan, ada sirip jalan, mungkin tahunya wisatawan jajan di sirip terus nyebutnya ya Malioboro,” katanya.

Para pedagang di Malioboro juga sudah memasang tarif harga makanan. Semestinya dengan adanya transparansi harga yang ditempel, tidak ada lagi pedagang yang main pukul harga dan merugikan konsumen. Tidak hanya itu, untuk mengawasi pedagang di sirip Malioboro juga telah dilakukan Satpol PP kecamatan setempat.

Sirip sisi timur Jalan Malioboro diawasi oleh Satpol PP Kecamatan Gondomanan dan Danurejan, lalu sirip di sisi barat oleh Satpol PP Gedongtengen. Dalam unggahan di grup Facebook tersebut yang saat ini sudah dihentikan untuk komentar, terakhir ada sebanyak 5.700 komentar, 6.500 like dan 200 kali dibagikan (share).

Pihak UPT Malioboro berharap admin grup medsos tersebut melakukan klarifikasi terlebih dahulu sebelum disampaikan dan dibagikan ke publik. ”Citra Malioboro berulang kali tercoreng informasi yang belum jelas kebenarannya,” kata Syamsudi.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malam Malioboro (PPLMM) Sukidi mengaku prihatin dengan informasi yang sering akurasinya dipertanyakan. Dia justru melihat ada upaya menjatuhkan citra dunia pariwisata Yogyakarta dan Malioboro pada khususnya.

”Saya kira ada yang sengaja ingin jatuhkan nama Malioboro karena setelah dicek tidak ditemukan,” ucapnya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement