SEOUL – Korea Selatan (Korsel) mengklaim lebih dari 800 pembelot Korea Utara (Korut) yang berada di Seoul hilang tanpa jejak. Kabar ini tentu saja mengkhawatirkan banyak pihak mengingat ratusan pembelot yang lari dari Korut itu berusaha menghindari penderitaan yang menunggu mereka di Pyongyang.
Sebagaimana dikutip dari UPI, Kamis (21/9/2017), berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Unifikasi Korsel, terdapat lebih dari 30 ribu warga Korut yang tinggal di Seoul. Namun, dari data itu terungkap juga ada 886 orang yang dinyatakan hilang.
Angka pembelot yang hilang ini pertama kali menyeruak pada 2013. Tepatnya ketika sekira 800 warga Korut di Korsel hilang tanpa jejak. Angka ini terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai puncaknya pada Juli 2017 di mana pembelot yang hilang terhitung ada 886 orang.
BACA JUGA: Putus Asa dengan Kim Jong-un, Pejabat Korut yang Membelot Kian Banyak
Hilangnya para pembelot ini diindikasikan dengan kemungkinan utama mereka telah pindah keluar dari Korsel. Berdasarkan data pada 2015, UPI melaporkan 80 persen pembelot yang hilang itu tidak memberikan alamat baru mereka dan memutuskan untuk tinggal di luar negeri.
Sisanya kemungkinan masih tinggal di Korsel bahkan ada yang mendekam di penjara Negeri Ginseng tersebut.
Hilangnya ratusan pembelot ini memang sejalan dengan kondisi peraturan di Korsel. Kementerian Unifikasi Korsel menyatakan bahwa saat ini tidak ada prosedur yang dibutuhkan oleh pembelot Korut untuk melaporkan alamat mereka di luar negeri kepada Pemerintah Korsel.
Walau ratusan pembelot itu hilang, pemerintah Korsel tidak mengkhawatirkan mereka akan kembali ke Pyongyang. Semenjak 2013, terhitung hanya lima orang saja yang memang kabur kembali ke Korut.
Kelima orang itu disebut menggunakan rute khusus yang melewati wilayah China agar bisa kembali ke Korut. Kementerian Unifikasi Korsel menyebut para pembelot itu memiliki alasannya masing-masing untuk kembali ke negara asalnya.
Empat di antaranya merasa tidak bisa berbaur dengan kehidupan sosial di Korsel. Sedangkan seorang lagi memiliki kembali ke Korut karena khawatir dengan keluarga yang ditinggalkannya.
(Emirald Julio)