KUTAPALONG - Arus pengungsi Rohingya yang datang ke Bangladesh dari Rakhine Myanmar hingga saat ini masih terus mengalir. Jumlah pengungsi semakin hari semakin bertambah sementara penduduk Rohingya yang bertahan di Rakhine State terus berkurang.
Salah seorang pengungsi Rohingya yang sempat bertahan di Rakhine mengungkapkan jika kekerasan di Rakhine belum sepenuhnya berakhir. Seorang ibu muda berusia 18 tahun bernama Areta tiba dengan selamat di Bangladesh setelah keluarganya menjadi korban kekerasan.
Areta diketahui melakukan perjalanan ke Bangladesh menghabiskan waktu selama 8 hari lamanya. Tragisnya ketika masih berada di Rakhine, sang putri yang baru berusia 8 bulan terluka setelah menjadi korban lemparan granat.
Baca Juga: Inalillahi... Kapal Pengangkut Pengungsi Rohingya Terbalik, 14 Orang Tenggelam
"Saat itu militer datang ke rumah saya dan melepaskan tembakan. Mereka sebelumnya menyiksa orang-orang di desa dan kemudian memicu ledakan dengan melempar granat. Granat tersebut meledak di rumah saya dan membuat kepala bayi saya terbakar," ujar Areta.
Sayangnya, bayi Areta yang bernama Talisma terancam tidak mendapatkan pengobatan atas lukanya mengingat kondisi tempat tinggal mereka yang porak-poranda dan keberadaan mereka yang tidak diterima. Hal inilah yang kemudian membuat Areta memutuskan untuk segera keluar dari Myanmar.
"Tidak ada yang bisa kami lakukan. Kami mencoba menenangkannya yang menangis kesakitan. Kami pergi ke dokter di Myanmar tapi tidak ada obat," imbuh Areta.
Kini Areta yang telah tiba di Bangladesh tengah menantikan pengobatan untuk luka Talisma yang sebelumnya ia obati dengan alakadarnya. Cerita Areta dan Talisma ini hanyalah sati dari banyak cerita lain warga Muslim Rohingya yang menderita akibat tindakan militer Myanmar yang diduga tengah melakukan aksi pembersihan etnis.
Baca Juga: Amnesti Internasional Desak Thailand agar Terima Warga Rohingya yang Hendak Berlindung
Eksodus besar-besaran warga Rohingya ke Bangladesh telah menciptakan kekhawatiran baru terutama terkait kebutuhan hidup mereka. Sejauh ini belum ada titik terang tentang bagaimana konflik atau krisis Rohingya akan terselesaikan.
Hingga saat ini, sudah sekira 500 ribu etnis Rohingya menyeberang dan ditampung di Bangladesh. Mereka ditempatkan di kamp-kamp pengungsian di Cox’s Bazaar. Kondisi kamp pengungsian yang jauh dari kategori manusiawi, semakin menambah penderitaan mereka.
(Rufki Ade Vinanda)