DANDONG - Rangkaian tes nuklir Korea Utara (Korut) membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi keras kepada negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut. Imbasnya, para duta besar dan pejabat Korut di berbagai negara diusir. Tidak hanya itu, sanksi PBB ini juga berdampak kepada para pekerja Korut.
Baru-baru ini, para pekerja Korut meninggalkan perbatasan China di Dandong, menyusul sanksi terbaru yang berupaya membatasi kemampuan Pyongyang untuk meraup pendapatan mata uang asing, kata sejumlah pengusaha dan pedagang lokal.
BACA JUGA: Tegas! Peru Usir Dubes Korut karena Uji Coba Nuklir, Diberi 5 Hari untuk 'Angkat Kaki'
Hampir 100 ribu pekerja di luar negeri, yang berbasis di China dan Rusia, menyalurkan sekira USD500 juta dalam bentuk upah setahun untuk membantu membiayai rezim Korea Utara, kata pemerintah Amerika Serikat.
Dandong, sebuah kota berpenduduk 800 ribu orang di sepanjang sungai Yalu yang menjadi batas China dengan Korea Utara, memiliki banyak restoran dan hotel yang mempekerjakan pelayan dan musisi Korea Utara. Penampilan dan tariannya yang penuh warna merupakan daya tarik wisata.
BACA JUGA: Tegas! Protes Uji Coba Nuklir, Italia Usir Dubes Korut
Ribuan pekerja yang didominasi oleh wanita juga dipekerjakan oleh pabrik garmen dan elektronik milik China di Dandong, dengan proporsi upah mereka yang signifikan dikirim langsung ke Korea Utara.
Wing Cafe sebelumnya mengiklankan pelayan "Korea Utara yang cantik". Tanda itu kini sudah tiada, dan staf kafe mengatakan para pelayan telah kembali ke negaranya dalam beberapa pekan terakhir setelah visa mereka kadaluarsa.
"Ada perubahan dalam kebijakan pemerintah," kata manajer restoran lain, sebagaimana dilaporkan Reuters.
BACA JUGA: Gara-Gara Tes Rudal, 2 Negara Ini Usir Dubes Korut
Video terbaru yang beredar di media sosial China menunjukkan ratusan wanita Korea Utara mengantre di jalur imigrasi di gerbang perbatasan Dandong. Seorang wartawan Reuters melihat sekira 50 wanita Korea Utara menunggu untuk menyeberangi perbatasan pada Jumat pagi.
(Rifa Nadia Nurfuadah)