YANGON - Sedikitnya 5 orang tewas dan 20 lainnya terluka akibat bentrokan yang melibatkan polisi dan para pemulung batu giok. Polisi Myanmar nekat melepaskan tembakan ke arah beberapa orang bersenjata yang mencoba masuk ke dalam sebuah wilayah pertambangan batu giok di utara negara tersebut.
Diperkirakan terdapat sekira 50 orang pemulung yang mencoba menyusup ke area tambang yang dimiliki oleh "111 Perusahaan" di Hpakant Negara Bagian Kachin. Wilayah tersebut dikenal sebagai pusat perdagangan yang menguntungkan namun, kerap terjadi kerusuhan antar pekerja. Melansir The Star, Jumat (20/10/2017), kerusuhan terjadi sebanyak 2 kali.
"Satu jam kemudian serangan kedua terjadi dan hampir 600 orang kembali menyerang polisi, membakar truk dan menghancurkan blokade. Saat polisi diserang dengan pisau, polisi melepaskan tembakan untuk mengusir para penyerang," ujar juru bicara polisi Myanmar.
Meski Otoritas Myanmar menyebutkan terdapat 5 korban tewas, penduduk setempat justru memberikan keterangan berbeda dan menyatakan jika korban tewas lebih dari jumlah tersebut. Berdasarkan keterangan penduduk lokal Hpakant, korban tewas mencapai 2 kali lipatnya yaitu 10 orang. Tujuh orang di antaranya tewas di lokasi dan 3 lainnya meninggal di rumah sakit.
Batu giok yang ditambang di Hpakant merupakan salah satu batu dengan kualitas terbaik di dunia dan dijaga ketat oleh pasukan junta Myanmar. Sebagian besar batu tersebut dikirim ke negara tetangga yaitu China. Dalam beberapa tahun terakhir para warga miskin berdatangan ke Hpakant untuk mengais sisa-sisa penambangan giok.
Bentrokan antara aparat keamanan yang berusaha menjaga lahan perusahaan dan warga yang nekat memasuki area tambang pun kerap tak terhindarkan dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Ini adalah pertambangan giok terbesar sehingga para pemulung giok berdatangan, namun pihak perusahaan merespons mereka dengan sangat keras. Para pemulung membawa senjata tajam tapi polisi memiliki senjata api," terang seorang penduduk, Aung Min.
(Rufki Ade Vinanda)