Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kronologi Tewasnya Nazwa, Siswi SD di Tangsel

Hambali , Jurnalis-Minggu, 25 Februari 2018 |05:16 WIB
Kronologi Tewasnya Nazwa, Siswi SD di Tangsel
Ilustrasi (Foto: Ist)
A
A
A

TANGSEL - Nazwa Fahira Andrean, bocah perempuan berumur sekira 10 tahun mendadak kejang dengan kondisi beberapa fisik tubuhnya membiru. Pada bagian mata terlihat pupilnya melebar, siswi kelas 4 SDN 01 Rawa Buntu itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu 24 Februari 2018 pagi.

Dari rekam medisnya, Nazwa memang mengidap penyakit asma sejak lama, yaitu sekira usianya masih berumur 2 tahun. Namun, gejala yang dirasakannya terakhir kali sungguh berbeda, kejang-kejang disertai tubuh membiru sempat membuat pihak keluarga berfikir jika putrinya itu tengah kesurupan.

Kejadian diawali pada Jumat 23 Februari 2018 sekira pukul 07.00 WIB. Seperti biasa, Nazwa berangkat sekolah ke SDN 01 Rawa Buntu. Kebetulan, di sekolahnya tengah digelar lomba tari.

(Baca Juga: Siswi SD di Tangsel Meninggal, Diduga Terkait Vaksin Difteri)

Beberapa guru di sekolah, lantas menanyakan kesanggupan Nazwa untuk mengikuti lomba tersebut, karena mereka telah memahami jika muridnya itu memiliki penyakit asma. Meski akhirnya diputuskan, Nazwa memilih tak bergabung dalam kegiatan bersama teman-teman kelas karena kondisi fisiknya terasa lemah.

Sekira pukul 13.00 WIB, Nazwa pulang sekolah dan beristirahat di rumah. Dia kembali melanjutkan kegiatan pada sore hari dengan pergi mengaji sekira pukul 17.00 WIB, di TPA yang tidak jauh dari SDN 01 Rawa Buntu.

Seusai mengaji, Nazwa mengeluh sesak nafasnya semakin menjadi, bahkan disertai batuk dan pilek. Khawatir dengan kondisi anaknya, lalu sekira pukul 18.00 WIB pihak keluarga membawa korban ke Klinik Alhakim, sayangnya tak ada dokter ahli disana. Kemudian orangtua memindahkan Nazwa ke Puskesmas Rawa Buntu untuk penanganan medis.

"Begitu sampai Puskesmas Rawa Buntu, kondisi pasien tubuhnya sudah membiru, nafasnya sudah tidak ada, pupil matanya sudah melebar, tim kami segera melakukan perangsangan jantung dengan menekan bagian dada, namun pasien tetap tak tertolong," jelas Dokter Tulus, Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel kepada wartawan di kantornya, Jalan Rawa Buntu Raya, Ciater, Serpong.

(Baca Juga: Dinkes Tangsel Tepis Isu Tewasnya Siswi SD Akibat Diberi Vaksin Difteri)

Sebelumnya, sempat ramai beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa Nazwa meninggal dunia usai diberi vaksin tahap dua difteri, yakni pada sekira awal Februari 2018. Dalam status yang diunggah itu dikatakan, jika ada dugaan pasien mengalami kesalahan prosedur dalam penyuntikan vaksin difteri.

"Kita sudah melakukan pengecekan histori pasien ini, baik kepada keluarga maupun pihak sekolahnya. Hasilnya, pasien dinyatakan sudah 2 kali menjalani vaksin difteri, pertama pada tanggal 24 Desember 2017, dan kedua pada awal Februari kemarin," jelas Dokter Sulestiorini, Kasie Imunisasi Surveillance dan Penanggulangan Krisis Dinkes Kota Tangsel, di lokasi yang sama.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement