CIAMIS - Seorang anak dari keluarga tidak mampu di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menderita penyakit kelainan kulit langka dengan kondisi seluruh tubuhnya mengelupas seperti bersisik.
Bocah perempuan berumur 8 tahun tersebut menderita autosomal recessive congential ichtyosis, sebuah penyakit kulit langka. Namun, bocah bernama Ayu Sri Rahayu tidak bisa berobat, karena kedua orangtuanya terkendala biaya.
Ayu, Bocah dengan Kelainan Kulit Langka di Ciamis, Jawa Barat (foto: Acep Muslim/iNews)
(Baca Juga: Setahun Idap Tumor Mata, Bocah 2 Tahun Akhirnya Jalani Operasi)
Ayu Sri Rahayu menderita kelainan kulit sejak lahir. Kondisi anak pasangan Wahyu dan Siti, Warga Kecamatan Purwadadi, Ciamis, Jawa Barat ini cukup memprihatinkan dengan kondisi kulit mengelupas seperti sisik di seluruh tubuhnya.
Di usianya yang sudah menginjak 8 tahun, Ayu belum bisa bersekolah karena seringkali sakit demam. Saat suhu badannya panas, seluruh kulitnya semakin mengeras seperti dililit plastik, sehingga membuat badannya sedikit kaku.
Meski kondisi fisik Ayu berbeda dengan anak lainnya, namun dirinya tidak pernah merasa minder dan menunjukkan kemampuannya menghapal Alquran, kemampuan menulis dan melipat mainan kertas, meski belum bersekolah.
Dengan sabar kedua orangtuanya mendidik Ayu dan memberikan seluruh perhatian serta kasih sayangnya di tengah keterbatasan ekonomi. Sudah setahun terakhir Ayu tidak lagi berobat ke dokter spesialis kulit karena keterbatasan biaya.
Ayu, Bocah dengan Kelainan Kulit Langka di Ciamis, Jawa Barat (foto: Acep Muslim/iNews)
Seharusnya ia dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung untuk mengobati penyakitnya yang terbilang langka. Meski memiliki kartu indonesia sehat, namun orangtua Ayu tidak memiliki biaya akomodasi selama anaknya menjalani perawatan di Bandung.
(Baca Juga: Yusuf Maulana, Bayi 16 Bulan Penderita Kanker Darah Butuh Uluran Tangan)
Kini Ayu hanya bergantung pengobatan alternatif, dengan mengolesi tubuhnya menggunakan minyak zaitun yang dibeli dengan uang sendiri. Penghasilan sang ayah, Wahyu sebagai petani hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Wahyu mengaku, sangat membutuhkan uluran tangan dermawan dan perhatian pemerintah daerah demi kesembuhan anak kesayangannya.
(Fiddy Anggriawan )