Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Patung Ikonik di Jakarta, Nomor 1 dan 3 Harganya Fantastis

Putra Ramadhani Astyawan , Jurnalis-Sabtu, 19 Mei 2018 |17:06 WIB
7 Patung Ikonik di Jakarta, Nomor 1 dan 3 Harganya Fantastis
Patung Dirgantara, Pancoran, Jakarta (foto: Okezone)
A
A
A

BOGOR - Sebagai Ibukota, Jakarta tentu mempunyai beberapa patung yang menjadi ikon bagi Kota Jakarta. Ada beberapa patung yang menjadi ikon bagi kota Jakarta seperti Patung Diponegoro, Patung Arjuna Wijaya, Patung Jenderal Sudirman, Patung Pemuda Membangun, Patung Selamat Datang Bundaran HI, Patung Tani dan Patung Pancoran.

Kali ini, Okezone berkesempatan untuk mengulas secara singkat baik dari segi sejarah pembangunan maupun makna atau arti pembuatan patung-patung tersebut dengan tema '7 Patung Ikonik di Jakarta'.

1. Patung Diponegoro

Taman Patung Diponegoro sebelumnya terkenal dengan patung Kartini, karena di atas taman tersebut berdiri Patung seorang ibu yang diidentikan dengan Ibu Kartini, yang kini ditempatkan di Taman Medan Merdeka. Patung Diponegoro dibangun atas prakarsa dan sumbangan PT. Ciputra Group yang dibuat oleh pematung Munir Pamuntjak.

Patung Diponegoro(foto: Okezone)

Taman tempat berdirinya Patung Diponegoro, sebenarnya merupakan pulau jalan yang berfungsi sebagai pembagi sirkulasi. Taman ini tepatnya berada di depan Gedung Bappenas, sehingga dikenal pula dengan taman Bappenas.

Taman dengan luas 2.736 m2, saat ini dipenuhi dengan komposisi tanaman semak berdaun indah. Jenis tanaman semak yang mendominasi adalah Ubi jalar dengan daunnya yang berwarna hijau cerah menjadi aksentuasi visual bagi pengendara kendaraan bermotor disekitar taman tersebut.

Patung yang berdiri di hamparan bunga-bunga rambat yang didominasi warna hijau dan jingga dibagian pinggir. Dari kejauhan tampak jelas patung yang menggambarkan Pangeran Diponegoro sedang menunggangi seekor kuda. Terletak dipertemuan Jalan Diponegoro dengan Jalan Imam Bonjol. Diapit dua objek yaitu Gedung Bappenas dan Taman Suropati. Patung yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 6 Desember 2005 ini ditaksir memakan biaya hingga Rp 10 miliar.

2. Patung Arjuna Wijaya

Patung Arjuna Wijaya atau juga disebut Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Asta Brata adalah monumen berbentuk patung kereta kuda dengan air mancur yang terbuat dari tembaga. Perancang Patung Arjuna Wijaya adalah maestro pematung Indonesia asal Tabanan, Bali, Nyoman Nuarta. Patung ini dibangun sekitar tahun 1987, seusai lawatan kenegaraan Presiden Indonesia Soeharto dari Turki. Proses pembuatan Patung Arjuna Wijaya dikerjakan oleh sekitar 40 orang seniman dan pengerjaannya dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

Patung Arjuna Wijaya(foto: Okezone)

Patung Arjuna Wijaya menggambarkan sebuah adegan dalam kisah klasik Mahabharata, di mana dua tokoh dari kubu Pandawa, yaitu Arjuna yang menggenggam busur panah dan Batara Kresna yang menjadi sais sedang menaiki kereta perang berkepala garuda yang ditarik delapan ekor kuda yang melambangkan delapan filsafat kepemimpinan 'Asta Brata'. Keduanya digambarkan sedang berada dalam situasi pertempuran melawan Adipati Karna yang berasal dari kubu Kurawa.

Menurut Nyoman Nuarta, patung Arjuna Wijaya membutuhkan biaya sekitar 290 hingga 300 juta rupiah dalam penyesuaian harga tahun 1987. Patung ini direnovasi pada awal Oktober 2014 dan diresmikan kembali oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 11 Januari 2015, didampingi Nyoman Nuarta dan jajaran direksi BanK OCBC selaku pihak yang melakukan renovasi. Patung mengalami penambahan bayangan gerak kuda, perbaikan instalasi air mancur, dan tempat untuk berpose di bagian depan patung.

3. Patung Jenderal Sudirman

Patung Jenderal Sudirman di ibukota Indonesia ada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Patung dibuat dari perunggu oleh Edi Sunaryo, seniman dari Bandung. Tinggi karyanya itu mencapai sekitar 12 meter, di mana patung intinya 6,5 meter dan penyangga 5,5 meter.

Patung Soedirman(foto: Istimewa)

Patung panglima besar tersebut dibuat dengan pose berdiri tegak sambil menghormat. Pose ini sempat menjadi kontroversi, namun akhirnya patung tetap diresmikan tahun 2003. Menurut cucu sang jenderal yang bernama Ganang Soedirman, patung berbentuk seperti itu karena Jenderal Sudirman ingin menghormat kepada rakyat, beliau tidak mau dihormati.

Sejak diresmikan hingga sekarang, patung sang jenderal masih berdiri tegak di tengah Jalan Sudirman. Kalau traveler ingin memotret patung bisa dari tepi jalan ataupun jembatan penyeberangan yang ada di dekatnya. Ditaksir, pembuatan ini patung ini mencapai Rp 6,6 miliar.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement