Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Arti Penting Kejujuran bagi Seorang Pemimpin dalam Perspektif Kang Aher

Rizka Diputra , Jurnalis-Senin, 28 Mei 2018 |13:43 WIB
Arti Penting Kejujuran bagi Seorang Pemimpin dalam Perspektif Kang Aher
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan (Foto: Humas Pemprov Jabar)
A
A
A

YOGYAKARTA – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan (Aher) berpandangan untuk menjadi pemimpin yang dicintai rakyat, seseorang harus memiliki sifat jujur. Melalui sifat jujur seorang pemimpin akan meningkatkan kemampuan manajerial. Ia pun akan senantiasa membangun kelihaian berkomunikasi lewat kejujuran. Karena jujur akan membawa hati yang tulus.

"Berbagai kebaikan pangkalnya jujur. Jadi profesional dalam menjalankan kepemimpinan juga modalnya jujur," kata Aher dalam kegiatan Senja Safari Iman Ramadan 1439 H, di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Sleman, DIY, Sabtu 26 Mei 2018.

Menurutnya, kejujuran akan membuka sifat, atau karakter kepemimpinan lainnya. Seperti antusiasme yang tulus, menularkan gairah bekerja, antusiasme terhadap suatu tujuan organisasi yang dipimpinnya. Kunci dari kepemimpinan kata dia, adalah kejujuran. Kejujuran akan secara otomatis membawa kebaikan, dan kebaikan akan membimbing seorang menuju surga Allah SWT di akhirat kelak.

"Hendaklah kalian berkomitmen dengan kejujuran, kejujuran membimbing pada kebaikan, dan kebaikan membimbing kita pada surga," ujar Aher sembari mengajak para pemuda yang hadir di majelis untuk senantiasa berperilaku jujur.

Aher

Ia menambahkan, dengan kejujuran, akan muncul sebuah integritas untuk bekerja secara benar dan penuh kesungguhan. Digabungkan dengan kemampuan komunikasi yang baik, hasilnya kata Aher, akan sangat dahsyat dalam menjalankan kepemimpinan.

"Pemimpin harus mau mendengarkan masukan, baik yang bernada halus maupun sarkastik. Terima saran dan masukan dari segala arah," katanya memberikan tips kesuksesan kepemimpinannya selama 10 tahun menjadi Gubernur Jabar.

Pemimpin sambungnya, juga harus meningkatkan kompetensi manajerialnya. Dengan demikian, ia akan mampu memberdayakan bawahannya dengan optimal. Peningkatan kemampuan bawahan akan memunculkan loyalitas yang bersifat timbal balik.

“Bila sudah muncul kepercayaan atasan pada bawahan dan sebaliknya loyalitas bawahan terbentuk, maka seorang pemimpin akan mampu memutuskan secara benar bila itu untuk kemasalahan rakyat, dan berani mengambil segala resikonya atas keputusannya itu. Itulah yang akan memunculkan kharisma pada diri pemimpin. Seseorang akan hadir menjadi pemimpin yang berkarakter, dengan menunjukan ketulusan sebagai citranya,” tutup Aher.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement