Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Demonstran-Polisi Bentrok di Paris: "Protes Warga Dinilai Tak Hanya soal Harga BBM"

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Minggu, 25 November 2018 |17:45 WIB
Demonstran-Polisi Bentrok di Paris:
Kerusuhan antara ribuan pengunjuk rasa pecah di jantung Kota Paris, Sabtu (24/11/2018). (Foto : Anadolu Agency/Getty Images)
A
A
A

Pemerintah Prancis menuding kelompok ultra-kanan berada di balik kekerasan di Paris. Tapi, sebenarnya ada pula warga awam, baik yang turun ke jalan maupun tidak, yang mendukung Gerakan Rompi Kuning.

Keberagaman dan demokrasi Prancis selama ini telah menjadi kekuatan masyarakat negara itu, tapi juga membuat tujuan publik tak jelas serta sulit dikontrol.

Sebagian pengunjuk rasa di Paris meneriakkan slogan antipemerintah dan mendesak Presiden Macron turun jabatan. (AFP)

Mengapa banyak pengemudi ikut dalam unjuk rasa?

Harga bahan bakar diesel, yang paling banyak dikonsumsi di Prancis, meningkat hingga 23% selama 12 bulan terakhir. Harga bahan bakar ini mencapai titik tertinggi sejak dekade 2000-an, di angka 1,5 euro atau Rp24 ribu per liter.

Harga minyak dunia belakangan sempat naik sebelum akhirnya kembali turun. Namun, pemerintah Prancis justru meningkatkan pajak hidrokarbon menjadi 7,6 sen per liter untuk bahan bakar diesel dan 3,9 sen untuk premium.

Kebijakan itu diklaim untuk mendukung mobil dan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Keputusan pemerintah menaikkan 6,5 sen untuk diesel dan 2,9 sen untuk premium pada 1 Januari lalu dianggap sebagai hal yang tak dapat ditoleransi lagi.

Macron selama ini menyalahkan harga minyak dunia sebagai dalang kenaikan BBM di Prancis. Di sisi lain, dia menyebut kenaikan pajak bahan bakar fosil vital untuk investasi energi terbarukan.

Kisruh di luar Paris

Menurut data Kementerian Dalam Negeri Prancis, setidaknya 100 ribu orang mengikuti sekitar 1.600 unjuk rasa di seantero negara itu, Sabtu kemarin.

Sebagian besar demonstrasi berlangsung damai, kecuali di Paris, yang melibatkan 8.000 pengunjuk rasa.

Ribuan polisi bersenjata bersiaga mengawal gelombang unjuk rasa yang terjadi di Paris sejak pekan lalu. (Anadolu Agency/Getty Images)

Di berbagai kota lain di Prancis, pembatasan jalan dipasang untuk memperlambat lalu lintas. Sejumlah loket tol dilaporkan diambil paksa oleh warga sehingga masyarakat dapat masuk tanpa membayar tiket.

Secara umum, 130 orang ditangkap polisi akibat kejadian itu.

(Baca Juga : Respons Tweet Trump, Macron: Jadi Sekutu AS Bukan Berarti Negara Bawahan)

Eskalasi protes akhir pekan ini terhitung lebih kecil dibandingkan gelombang unjuk rasa pekan lalu, saat lebih dari 280 ribu warga Prancis turun ke jalan, dua orang tewas, dan 600 lainnya luka-luka saat protes terjadi.

Mengapa mereka mengenakan rompi kuning?

Seluruh pengemudi di Prancis diwajibkan membawa jaket kuning dalam mobil mereka, sebagai bagian dari perlengkapan kedaruratan.

Seperti segitiga merah yang harus diletakkan di belakang mobil mogok di samping jalan, rompi kuning yang mudah dilihat itu wajib dikenakan sang pengemudi.

(Baca Juga : Harga Mutiara Ratu Prancis yang Tewas Dipenggal Diklaim Termahal di Dunia)

Pengemudi yang tak mengenakan rompi itu setelah kecelakaan atau insiden mobil dapat didenda hingga US$153 atau Rp2,2 juta.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement