BRUSSELS - Perdana Menteri Inggris Theresa May dan 27 pemimpin negara anggota Uni Eropa hanya memerlukan waktu 40 menit untuk mencapai persetujuan tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa di Brussels pada Minggu 25 November 2018 kemarin.
Meski begitu, gejolak hebat di Inggris tentang hal tersebut masih jauh dari kata selesai. Ketika perjanjian sepanjang 585 halaman itu ditandatangani di Brussels, para rival Perdana Menteri May di London segera "berkomplot" untuk menyusun strategi guna mengalahkannya.
Kemungkinan besar Perdana Menteri Theresa May tidak akan mendapat cukup dukungan dalam sidang Majelis Rendah yang akan diadakan bulan depan. Itu juga tampak jelas dari pendapat para pejabat Komisi Eropa hari Minggu yang mendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah menjadi anggota selama 44 tahun.
Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengungkapkan, Inggris tidak bisa berharap perjanjian yang lebih baik apabila Majelis Rendah menolaknya. “Kini tiba saatnya semua orang menjelaskan sikap dan tanggung-jawab masing-masing,” kata Juncker, disitat dari laman VOA Indonesia, Senin (26/11/2018).
“Inilah perjanjian terbaik yang bisa dicapai dan Uni Eropa tidak akan mengubah sikap ini, karena itu saya berharap parlemen Inggris akan mengesahkan perjanjian ini,” tambah Juncker.