Kepala Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu Litman mengatakan, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, guncangan ini termasuk klasifikasi gempa dangkal. Penyebabnya, aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
''Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera,'' jelas Litman, Jumat (7/12/2018) malam.
Ia menambahkan, hingga pukul 21.34 WIB, hasil monitoring BMKG tidak menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan. Masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Bengkulu Utara pun diimbau tetap tenang karena gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, serta tak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
''Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Gempa tidak berpotensi tsunami,'' demikian penjelasan Litman.
(Hantoro)