(Baca juga: Mahasiswa Indonesia Diduga Kerja Paksa di Taiwan, Visa Kuliah Magangnya Diminta Dihentikan)
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat tak mudah percaya dengan janji dan iming-iming yang disampaikan calo maupun agensi. Setiap warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri bisa berkoordinasi dengan Kemenristekdikti agar tak menjadi korban penipuan.
“Saya berharap seluruh rakyat Indonesia yang akan studi lanjut ke Taiwan, tolong dicek betul. Apakah proses pembelajarannya benar atau tidak? Karena di Taiwan perguruan tinggi baik, kelas dunia juga banyak. Jangan sampai kita menggeneraliasi itu bermasalah semua di Taiwan,” tukasnya.
Kabar kasus kerja paksa ratusan mahasiswa asal Indonesia itu berawal dari informasi politikus Kuomintang Ko Chih-en. Para pelajar itu berusia di bawah 20 tahun dan masuk kelas hanya dua hari dalam sepekan.
Mereka menjadi buruh di pabrik dari pagi hingga malam. Mereka bekerja mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift. Sementara waktu yang disediakan untuk istirahat hanya dua jam. Meski mayoritas Muslim, namun mereka hanya mendapatkan makanan dari babi.
(Qur'anul Hidayat)