“Kami senang bisa bertatap muka dengan para camat dan kepala desa, pendamping desa, penyuluh hari ini. Saya sebagai orang Bone sudah 4,5 tahun merantau dan hari ini saya kembali untuk melaporkan kerja saya,” pinta Amran.
Lebih jauh Amran menjelaskan, program cetak sawah dan mekanisasi pertanian yang dijalankan Kementan di era pemerintahan Jokowi-JK menuai hasil yang dipastikan mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional. Berkat kerjasama Kementan dengan TNI AD, cetak sawah tercapai yakni dibandingkan tahun 2014, cetak sawah pada tahun 2015-2017, naik hingga 400% sehingga ini merupakan kenaikan tertinggi dalam sejarah pertanian di Indonesia.
“Kemudian bantuan alat mesin pertanian 2014 hingga 2018 mencapai 423.197 unit, meningkat 1.526 persen. Dengan alat dan mesin pertanian, kita bisa menghemat Rp361 triliun. Jika menanam padi secara manual, untuk satu hektar saja kita butuh 25 hari. Tapi dengan alsintan, cukup tiga jam saja,” jelasnya.
Alhasil, tegas Amran, angka ekspor semua komoditas pada sektor pertanian mengalami kenaikan. Terhitung sejak 2014 hingga 2018 terjadi kenaikan ekapor nasional sebesar 29 persen, nilainya mencapai Rp500 triliun.
"Ini adalah penopang ekonomi Indonesia. Ada dua hal yang menopang ekonomi Indonesia untuk bangkit yaitu ekspor dan investasi. Kedua hal ini terus kita tingkatkan," ujarnya.