"Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda. Tidak saja sebagai trade facilitator, memperlancar perdagangan jajaran Barantan juga siap kawal petani,” terang Amran.
Sementara itu, Kepala Barantan Ali Jamil yang ikut hadir mendampingi kunker Mentan bertajuk Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 ini menyampaikan, berdasarkan data dari sistem otomasi Barantan 2018 tercatat eksportasi komoditas kentang melalui sertifikasi di Karantina Bandung sebesar 1.000 ton dengan nilai ekonomi Rp20 miliar.
Sementara itu untuk ekspor manggis, dalam kurun waktu triwulan pertama 2019, terdata total 1.261,2 ton dengan nilai Rp17,6 miliar tujuan China, dan ekspor barecore total 926 kontainer dengan nilai Rp129,6 miliar dengan tujuan China dan Timur Tengah.
Selain itu, Jamil juga menyampaikan selama periode Januari-Maret 2019, ekspor sayuran tercatat sebanyak 293 ton, dengan frekuensi pengiriman sebanyak 372 kali, dan ekspor manggis sebanyak 833 ton dari total 1.586 ton atau sebesar 52.5 persen dari total ekspor manggis asal sertifikasi Karantina Bandung. "Ekspor sayuran dan buah lainnya telah menyumbang devisa sekitar USD 3 juta, dan melati sekitar USD 1.5 juta selama kurun waktu 2018-2019," tambahnya.
Dalam sambutannya, Bupati Garut Rudy Gunawan mengapresiasi kinerja ekspor pangan selama Pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya, Rudi menyatakan sebagai bukti dari dampak inovasi pertanian yang dilakukan Kementan. Ia berharap pendampingan khususnya bagi para petani di Garut untuk memasuki pasar ekspor dapat terus digalakkan.