Para pejuang Republik Indonesia tidak rela jika Bandung dijadikan markas tentara sekutu dan Belanda. Kesepakatan untuk membumihanguskan Bandung diambli melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) pada 23 Maret 1946.
Pada malam 23 Maret 1946, penduduk Bandung dievakusi ke daerah pegunungan. Kota Bandung dibakar hingga merah membara. Muhammad Toha dan Barisan Rakjat Indonesia (BRI) meledakkan gudang amunisi milik Sekutu di Desa Dayeuhkolot dengan dinamit.
Setelah gudang amunisi tersebut meledak, tepat pada 24.00 WIB, Bandung menjadi lautan api. Seluruh penduduk Bandung sudah mengungsi. Pembumihangusan Kota Bandung tersebut dianggap menjadi strategi yang tepat dalam perang kemerdekaan Indonesia.
Sebab, saat itu kekuatan Tentara Republik Indonesia (TRI) tidak sepadan dengan kekuatan Sekutu dan Belanda yang berjumlah besar. Beberapa tahun kemudian tercetus lagu 'Halo-Halo Bandung' yang diilhami dari kejadian Bandung Lautan Api.
23 Maret 1956