Ia pun mengungkapkan kalau salah satu cara gangster itu memperlihatkan jati dirinya adalah dengan berbagai perilaku yang melanggar hukum, salah satunya adalah mencuri hingga membuat nyawa seseorang melayang.
“Di antara mereka kemudian tumbuh semacam sub-culture yang dianut oleh kelompok itu, yang biasa disebut culture kenakalan. Justru diantara mereka bahwa siapa yang berani melanggar aturan, itu yang jagoan, sampai memakan korban,” ujarnya.
(Baca Juga: Kriminolog Minta Polisi Berani "Sikat" Gangster Jalanan)
Lantas mengapa para gangster tersebut muncul disaat bulan Ramadan? Menurut Thomas hal itu terjadi dikarenakan ada faktor ekonomi di dalamnya. Faktor itu pun yang menyebabkan beberapa gangster melakukan tindak kejahatan, seperti mencuri atau merampok.
“Jadi, kalau sudah berkelompok itu kan kadang-kadang mereka suka usil, ada orang yang naik motor digangguin, dari yang kecil itu sampai mereka yang akhirnya kepada yang sifatnya mencuri, merampok. Karena secara umum pada puasa dan lebaran ini semua orang butuh uang,” kata Thomas.
(Arief Setyadi )