JAKARTA – Ternyata pada zaman penjajahan dahulu ada warga negara Belanda yang mendukung bangsa Indonesia. Ia adalah Pieter Erbervelt atau lebih dikenal sebagai Pangeran Pecah Kulit.
Erbervelt merupakan seorang saudagar Belanda keturunan Jerman. Ia menjalin hubungan akrab dengan penduduk pribumi di Batavia (kini Jakarta).
(Baca juga: Kisah Sabeni si Pendekar Legendaris Betawi dari Tanah Abang)
Mengutip dari buku Ensiklopedia Jakarta, Kamis (13/6/2019), perjuangan Pieter Erbervelt dikenal ketika bersama Raden Kartadria berencana membunuh orang Belanda dalam pesta malam tahun baru pada 1722 karena ingin menjadi kepala Kota Batavia.

Rencana tersebut bocor sampai ke Gubernur Jenderal. Akibatnya, Erbervelt bersama pengikutnya ditangkap. Mereka diamankan tiga hari menjelang rencana pembunuhan tersebut di kediaman Erbervelt.
Semua yang tertangkap dijatuhi hukuman mati. Diputuskan mereka dieksekusi mati di lapangan sebelah selatan Benteng Batavia.
(Baca juga: Murtado Jago Silat Betawi Si Macan Kemayoran)
Akibat gerakan mendukung pemuda Indonesia, Erbervelt dihukum mati dengan cara kedua kaki dan tangan diikat ke empat kuda. Kemudian kuda-kuda tersebut diperintahkan lari sekencang-kencangnya ke empat penjuru mata angin.
Kulit dan badan Erbervelt beserta para pendukungnya pun pecah-pecah akibat eksekusi sadis ini.
Lokasi eksekusi mati tersebut akhirnya dikenal sebagai Kampoeng Petjah Kulit. Sekarang lebih diketahui dengan nama Jalan Pangeran Jayakarta di Jakarta Barat.

(Hantoro)