Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Harga Sapi di Jatim Meroket Jelang Idul Adha, Pemprov Diminta Turun Tangan

Syaiful Islam , Jurnalis-Kamis, 01 Agustus 2019 |23:29 WIB
Harga Sapi di Jatim Meroket Jelang Idul Adha, Pemprov Diminta Turun Tangan
Ilustrasi Hewan Kurban Jenis Sapi (foto: Okezone)
A
A
A

SURABAYA - Menjelang Idul Adha 11 Agustus mendatang, harga hewan kurban di Jawa Timur meroket tajam. Harga sapi misalnya, Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur mencatat, harga daging sapi kurban bisa mencapai Rp120 ribu per kilogram.

Padahal, jika hari biasa, harga daging sapi hanya sekira Rp60 ribu per kilogram. Ketua Umum PPSDS, Muthowif meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mengkaji ulang terkait kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat.

Baca Juga: Dear Milenial, Ini Hukum Berkurban saat Idul Adha Menurut MUI 

"Faktanya, setiap kali ada event (momen) entah itu hari raya Idul Adha atau Idul Fitri, harga selalu naik," ujar Muthowif kepada wartawan, Kamis (1/8/2019).

Melihat Pemotongan Hewan Kurban pada Idul Adha 1438 H 

Di tengah memberi paparan dalam seminar Ketahanan Pangan Jawa Timur, dengan tajuk “Stabilisasi Harga Daging Sapi Di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Pemerintah Mensejahterakan Masyarakat”, Muthowif membeberkan bukti yang ditemukannya. Saat ini, kata Muthowif, PPSDS Jatim diberi izin untuk memasok sapi dari luar Jatim yang selama ini tidak boleh dilakukan oleh pemerintah Jatim.

"Bukti yang kita punya adalah bahwa kita diperbolehkan mengambil sapi dari NTT - NTB yang selama ini tidak boleh. Ini yang menjadi persoalan. kita bawa bukti, bawa rekom, bahwa PPSDS ikut dalam membeli sapi dari luar Jatim. ini bukti bahwa Jatim kekurangan sapi," ujarnya.

Terkait dengan impor daging, Muthowif mengaku sangat fleksibel dengan hal tersebut. Menurutnya jika tidak ada daging impor pada saat hari besar keagamaan dipastikan harga daging di Jatim melambung tinggi.

"Pemahaman kita fleksible terkait dengan impor daging. Karena, seperti Idul Fitri kemarin, jika tidak dimasuki daging impor, saya pastikan daging di Jatim sampai 130 ribu perkilogram. Makanya momentum tertentu dibuka keran ini (Impor)," tuturnya.

Muthowif mejelaskan, Jatim memiliki tingkat kebutuhan daging yang tinggi dan tingkat penyebaran yang tidak merata. Mangacu pada tahun 2011 kebutuhan konsuumsi daging di Jawa Timur sebanyak 350 ekor/hari. Akan tetapi sekarang hanya 155 ekor/hari.

“Ini membuktikan bahwa di Jatim tengah kekurangan sapi siap potong,” tegas Muthowif.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1440 H Jatuh pada 11 Agustus 2019 

Penyembelihan Hewan Kurban pada Idul Adha 1438 H

PPSDS berharap Pemprov Jatim memberikan solusi guna memecahkan persoalan daging sapi yang dikeluhkan oleh pelaku usaha. Selain itu, pihaknya tetap mendukung upaya pemerintah dalam menstabilkan harga daging sapi di Jatim.

"Makanya kita mengundang pihak pemprov Jatim untuk duduk bersama mencari solusi untuk Jatim kita.” tegas Muthowif.

Sebelumnya Pemprov Jatim menjelaskan bahwa sapi potong di Jawa Timur ada dalam posisi surplus. Bahkan, pemerintah mengklaim produksi daging sapi Jatim sekira 575.557 ton dan tingkat konsumsi Jatim hanya 447.460 ton sehingga mengalami surplus 128.117 ton.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement