Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Faktor Human Error di Balik Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang

Mulyana , Jurnalis-Kamis, 05 September 2019 |00:05 WIB
Faktor <i>Human Error</i> di Balik Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang
Kondisi Dump Truk Usai Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang (foto: Ist)
A
A
A

PURWAKARTA – Jajaran kepolisian beserta tim lintas sektoral, berhasil mengungkap penyebab secara lengkap kronologis kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang KM 91+200 jalur B, belum lama ini. Faktor kelalaian manusia (human error) disimpulkan menjadi penyebab utama kecelakaan yang menewaskan delapan warga tersebut.

Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, menuturkan, pascakejadian kecelakaan karambol di jalur bebas hambatan itu, pihaknya bersama jajaran instansi lain berjibaku untuk mengungkap penyebab pastinya. Tiga hari berselang, pengembangan kasus tersebut menemukan titik terang.

Baca Juga: Tewas Ditabrak Truk di Tol Ciledug, Aiptu Imran Naik Pangkat 

“Faktor penyebabnya karena human error. Kami sudah menetapkan dua tersangka,” ujar Matrius kepada Okezone di Mapolres Purwakarta, Rabu (4/9/2019).

Dia menjelaskan, dari hasil olah TKP menyimpulkan, kecelakaan maut ini disebabkan dua Bump Truk mengalami trouble akibat kelebihan muatan (overload). Sehingga, kendaraan besar tersebut hilang kendali.

Mobil Terbakar Usai Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang (foto: Ist)	 

Dalam hal ini, terang dia, ada dua kejadian kecelakaan di lokasi tersebut. Pertama, Dump Truck ber nomor polisi B 9763 UIT yang dikemudikan DH, terguling di lokasi kejadian. Kemudian, saat banyak kendaraan lain berhenti karena ada kendaraan terguling, dari arah belakang muncul dump truk lain yang dikemudikan SB melaju tak terkendali.

Alhasil, tabrakan pun tak terhindarkan. Sedikitnya 15 kendaraan dihajar oleh Dump Truk yang tak terkendali itu. Bahkan, ada beberapa kendaraan kecil di antaranya langsung terbakar hebat setelah tertabrak kendaraan besar bermuatan tanah merah itu.

Ada fakta lain yang terungkap dalam penytelidikan itu. Ternyata, dump truk yang membawa tanah merah untuk keperluan industri itu bermuatan 37 ton. Padahal, jika merujuk pada ketentuan, kapasitas truk tersebut hanya 12 ton.

“Jadi, kami sampaikan, kecelakaan ini akibat faktor human error. Tersangka, tidak bisa mengantisipasi laju kendaraannya akibat kelebihan muatan,” tegas dia.

Dari keterangan SB, petugas juga mendapatlkan fakta lainnya. Dari keterangannya, saat di KM 97, dump truck yang dikemudikan DH menyalip kendaraan SB. Kemudian, sesaat sebelum kejadian, DH sempat menelpon SB.

Saat itu, DH mengabarkan jika kendaraannya mengalami trouble. Kemudian, SB menyarankan DH untuk melajukan kendaraannya di bahu jalan.

Namun, saat itu komunikasi mereka tiba-tiba terputus. Ternyata, kendaraan yang dikemudikan DH ini mengalami rem blong. Lalu, kendaraan itu terguling dan terbalik dengan posisi melintang di badan jalan. Akibat kejadian ini, kendaraan kecil yang datang dari arah Bandung, mengalami perlambatan, bahkan berhenti.

Kemudian, dari atas datang dump truck yang dikemudikan SB. Truk ini, juga melaju dengan kecepatan tinggi. Lalu, truk ini menabrak puluhan kendaraan yang ada di depannya. Total kendaraan yang terlibat kecelakaan mencapai 20 unit.

Menurut dia, insiden ini merupakan kejadian kecelakaan menonjol (laka jol). Karena itu, penanganan insiden ini sangat hati-hati, teliti dan komprehensif. Bahkan, untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) juga sampai dilakukan dua kali. Tujuannya, untuk mendapatkan alat bukti yang cukup akurat untuk mengetahui penyebabnya.

“Berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan dari saksi-saksi, disimpulkan penyebab kecelakaan ini akibat human error dari kedua sopir dump truck tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut tanah ini, ternyata melebihi kapasitas,” tambah dia.

Baca Juga: Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang Diduga Akibat Dump Truk Kelebihan Muatan

Mobil Terbakar Usai Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang (foto: Ist)	 

Sementara tim penyidik dari Dishub Jabar, Endang Kusmana, menyebutkan, jika kedua dump truck itu kondisinya layak jalan. Karena, truk tersebut kategorinya masih baru. Akan tetapi, pada saat kecelakaan, truk itu mengangkut material yang melebihi kapasitas.

“Kasus, angkutan barang yang mengangkut muatan melebihi kapasitas, bukan hanya terjadi kali ini saja. Bahkan, kasus ini sering kali terjadi,” ujar Endang.

Atas dasar itu, sambung dia, jajarannya bersama dengan Jasa Marga dan pihak kepolisian, ke depan akan merutinkan untuk menggelar operasi terhadap angkutan barang atau operasi over dimensi over loading (ODOL). Terutama di jalur tol.

“Di ruas Tol Cipularang ini, operasi ODOL dilakukan sebulan dua kali. Lokasinya, yaitu di rest area KM 88 dan KM 120 jalur A dan B. Dengan cara ini, diharapkan bisa meminimalisasi jumlah kendaraan yang melakukan pelanggaran. Terutama, terkait dengan kelebihan dimensi dan muatan,” pungkasnya.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement