Sejak 2017 lalu, Heri Gondrong sudah akrab bergerak untuk memburu para pelaku kejahatan ini. Suka duka tentu dia rasakan, ada yang enak dan ada juga yang tidak enak. Rasa bergejolak di hati tim mereka juga kadang mereka rasakan.
Itu terjadi jika mendapati para preman jalanan ini merupakan anak di bawah umur, atau remaja yang masa depannya masih sangat terbuka.
"Kita kadang sedih dan prihatin, tapi sebetulnya mereka masih bisa kita bina, mungkin dia salah langkah, salah jalan. Mungkin salah pergaulan, ya tapi menurut hukum tetap jalan, menurut hukum dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," ucap Katim Heri Gondrong kepada Okezone.
Menurut Heri Gondrong, jika diambil dari sisi kemanusiaan para pelaku yang masih di bawah umur masih bisa dilakukan pembinaan.
"Jalan mereka masih panjang jadi kalau memang mau berubah ya berubalah setelah kejadian ini tapi jika tidak mau berubah ya itu risiko dia," kata Heri Gondrong.
Menurutnya, watak manusia itu masih bisa diubah jika dari pelakunya sendiri ingin berubah. Dari Unit 1 Jatanras Polda Sumsel biasanya selalu memberikan nasehat kepada para pelaku-pelaku kejahatan ini.

"Manusia itu masih bisa kita ubah, sebelum dia terlanjur, kita nasehati dalam hal ini kita kaji lebih dalam lagi isi hatinya bagaimana dia melakukan kejahatan itu, kalau masih bisa berubah kita ajari jalan yang benar," jelas Heri.
Unit 1 Jatanras Polda Sumsel saat melakukan penangkapan juga kadang mengalami beberapa kendala seperti saat harus menghadapi masyarakat yang tidak tau apa-apa tetapi berusaha membela para pelaku kejahatan ini.
"Kami marah sangat marah pada saat ada warga yang ingin ikut-ikutan karena tidak tau permasalahan sebenarnya, mereka melindungi pelaku agara tidak ditangkap, itu kita marah, tapi kalau warganya kooperatif bagus membantu kepolisian kita tidak akan marah," lanjut Ketua Tim Unit 1 Jatanras Polda Sumsel ini kembali.