Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Aktivitas di Samoa Terhenti Akibat Wabah Campak yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 05 Desember 2019 |17:32 WIB
Aktivitas di Samoa Terhenti Akibat Wabah Campak yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya
Samoa memulai vaksinasi massal guna menghentikan wabah campak yang telah merenggut 62 nyawa. (Foto: UNICEF via AFP)
A
A
A

APIA - Samoa pada Kamis memulai shutdown dua hari sementara pihak berwenang melakukan kampanye vaksinasi massal yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membendung wabah campak mematikan di negara itu. Sejauh ini 62 orang, sebagian besar anak-anak, di negara Pasifik itu telah meninggal akibat penyakit mematikan tersebut.

Pejabat pemerintah telah menghentikan layanan pemerintah yang kurang penting guna memungkinkan para pegawai negeri mendukung upaya vaksinasi. Semua bisnis di Samoa telah diperintahkan untuk tutup, dan layanan feri antar pulau juga telah dihentikan.

Penduduk disarankan untuk tinggal di rumah mereka saat tim vaksinasi bekerja di negara berpenduduk 200.000 jiwa itu pada dini hari. Mereka yang belum diimunisasi diperintahkan untuk memperlihatkan bendera merah di rumahnya.

"Tidak ada yang diizinkan mengemudi kecuali mereka pergi ke rumah sakit atau mereka memiliki izin khusus," kata Jurnalis Al Jazeera, Jessica Washington dari Ibu Kota, Apia. Jalan-jalan di negara itu semuanya kosong dari orang dan mobil.

"Larangan itu dibuat agar semudah mungkin bagi tim medis untuk bepergian ke seluruh Samoa dan mengakses sebanyak mungkin keluarga."

Operasi itu, yang dilakukan di bawah kewenangan darurat yang digunakan di saat epidemi campak terjadi bulan lalu. Ini merupakan upaya putus asa untuk menghentikan penyebaran penyakit yang sangat menular tersebut.

Pada Kamis, pemerintah mengatakan 165 kasus campak telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 62 orang. Sebanyak 54 dari korban tewas adalah bayi dan anak kecil berusia empat tahun ke bawah.

"Saya telah melihat kampanye mobilisasi massal sebelumnya, tetapi tidak di seluruh negara seperti ini," kata Kepala Pulau Pasifik UNICEF Sheldon Yett kepada kantor berita AFP.

"Itulah yang sedang kita lakukan sekarang. Seluruh negara ini sedang divaksinasi."

Tingkat imunisasi di Samoa adalah sekira 30 persen sebelum wabah menyebar dan telah meningkat menjadi lebih dari 55 persen sejak dimulainya kampanye vaksinasi massal dua pekan lalu.

Yett mengatakan tujuan dari perjalanan dua hari pada pekan ini adalah untuk mendorong tingkat imunisasi hingga di atas 90 persen, yang seharusnya membantu mengurangi wabah saat ini dan menghentikan epidemi di masa depan.

Bahkan di kediaman Perdana Menteri Tuilaepa Sailele Malielegaoi terlihat mengibarkan bendera merah di luarnya. Sang PM mengatakan bahwa keponakannya baru saja tiba dari Australia dan memerlukan suntikan campak.

"Orang-orang kami sekarang lebih sadar daripada sebelumnya bahwa membiarkan anak-anak Anda divaksinasi adalah satu-satunya cara," kata Malielegaoi.

Anak-anak adalah yang paling rentan terhadap campak, yang biasanya menyebabkan ruam dan demam tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Angka-angka terbaru menunjukkan bayi menjadi sebagian besar pengidap dari 4.217 kasus campak yang tercatat sejak wabah dimulai pada pertengahan Oktober.

Epidemi campak juga terjadi di negara tetangga Fiji dan Tonga, tetapi tingkat imunisasi di sana yang lebih tinggi berarti mereka lebih mudah diatasi, tanpa kematian.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement