NEW DELHI - Polisi India yang menembak mati empat tersangka kasus pemerkosaan dan pembakaran dokter hewan saat coba kabur dari rekonstruksi kejadian, mulai diselidiki Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Nasional India. Kini, muncul tuduhan bahwa polisi sengaja menembak mati keempat tersangka untuk meredakan kemarahan publik.
Diketahui bahwa tindak pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter hewan berusia 27 tahun yang dilakukan empat tersangka itu memicu kemarahan publik dan mendorong digelarnya unjuk rasa besar-besaran di berbagai wilayah India selama beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Ribuan Warga India Rayakan Penembakan Tersangka Kasus Perkosaan Dokter Hewan oleh Polisi
Dalam kasus yang terjadi di Hyderabad itu, korban tidak hanya diperkosa tapi juga dibunuh lalu jenazahnya dibakar di bawah sebuah jembatan.
Lokasi di mana jasad dokter hewan korban perkosaan di India ditemukan pekan lalu. (foto: BBC)
Empat tersangka dalam kasus itu telah ditahan selama sepekan dan melakukan rekonstruksi kejadian pada Jumat 6 Desember 2019 pagi waktu setempat. Namun tiba-tiba para tersangka merebut pistol polisi yang mengawal mereka.
Keempat tersangka itu pun ditembak mati polisi di lokasi rekonstruksi kejadian. Kematian empat tersangka itu menuai pujian dan dirayakan oleh publik setempat. Ratusan orang bahkan mendatangi lokasi kejadian dan menghujani polisi dengan kelopak bunga. Para politikus, selebriti dan bintang olahraga di India juga memuji polisi via media sosial.
Dikutip iNews Sabtu (7/12/2019), seperti dilaporkan AFP polisi tersebut masih berada di lokasi. Para pengguna kendaraan yang melintas, menghentikan mobil mereka untuk mengambil foto mereka.
Di sisi lain, aksi si polisi menembak mati empat tersangka pemerkosaan itu menuai kecaman. Seorang pengacara untuk Mahkamah Agung menyebutnya sebagai 'pembunuhan berdarah dingin' dan Amnesty International menyebutnya sebagai 'eksekusi mati di luar hukum' serta meminta insiden ini diselidiki.
Sementara laporan media lokal, Indian Express, menyebut rekonstruksi kejadian pada Jumat lalu sempat diawasi oleh seorang pejabat kepolisian yang pernah terlibat dua insiden serupa beberapa tahun lalu.
Disebutkan bahwa sang pejabat kepolisian yang tidak disebut namanya itu disebut terlibat dalam insiden saat tiga tersangka kasus serangan air keras tewas dibunuh di sebuah hutan setempat pada 2008 lalu.