Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

15 Tahun Tragedi Tsunami, Kisah "Kampung Mati" di Aceh Menyayat Hati

Windy Phagta , Jurnalis-Jum'at, 27 Desember 2019 |22:01 WIB
15 Tahun Tragedi Tsunami, Kisah
Desa Latiung, Aceh (Foto: Okezone/Windy)
A
A
A

SIMEULUE - Desa Latiung, Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simelue, Aceh menjadi perkampungan tanpa penghuni. Kampung ini ditinggalkan warganya pasca tragedi linon (gempa) dan smong (tsunami) 2004 silam.

15 tahun lalu warganya mengungsi dan menetap di tepian bukit sekitar 4 kilometer dari perkampungan. Bangun yang tersisa dikampung ini hanya bangunan mesjid tua dan rumah yang setengah rubuh, areal yang dulunya pemukiman warga, kini diselimuti semak belukar.

Sebuah papan nama Sekolah Negeri Latiung, berdiri kokoh, diselimuti belukar membuktikan perkampungan ini pernah dihuni warganya. Bekas dan sisa bangunan sekolah menimbulkan suasana mencekam, dinding-dindinganya berjamur diterpa hujan dan panas.

"Linon (gempa) terjadi sekitar diatas jam 11 malam, Selasa Desember 2004, saya waktu itu umur baru 12 tahun kelas 6 SD, rumah saya rubuh total dan kami sempat keluar dari rumah," ujar Yoyon Tasoma beberapa waktu lalu.

Desa Latiung

Saat kejadian Yoyon berlari keluar rumah, saat di luar rumah warga berteriak air laut surut, ia pun memilih berlari kebukit menjauh dari desa.

Yoyon merasa sedih setiap melihat bekas desanya, dan memiliki keinginan untuk kembali dan menetap di sana, namun warga dan saudaranya, enggan pindah, takut kejadian 15 tahun silam akan terulang.

Kini warga tinggal 4 kilometer dari kampung asal, dan memberi nama desa baru mereka sama seperti desa terdahulu, Desa Latiung.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement