JAKARTA - 238 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dipulangkan dari Wuhan, China. Warga yang kembali ke Tanah Air akan dilakukan observasi selama 14 hari. Hanggar Lanud Raden Sadjad yang dijadikan tempat observasi ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, dan tidak begitu jauh dari permukiman warga Natuna.
Berikut Fakta-fakta dari kondisi WNI yang diobservasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad yang telah dirangkum dari berbagai sumber:
1. Diobservasi selama 14 hari
Ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya terjebak di China dan telah dipulangkan ke Tanah Air, dan akan diobservasi selama 14 hari. Dalam hal ini tim medis melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan kepada 238 Warga Negara Indonesia (WNI).
Pemeriksaan dilakukan sebanyak dua hari sekali. Namun, jika ada warga yang terindikasi mengkhawatirkan, mereka akan dimasukkan ke Rumah Sakit isolasi.

Menurut dokter dari Korps Marini TNI AL memastikan, sejauh ini WNI yang dievakuasi ke Tanah Air dalam kondisi sehat alias tidak terjangkit virus korona. Selama observasi dilakukan, para WNI harus mencukupi kebutuhan nutrisinya dan menjaga pola hidup sehat dengan olahraga.
2. Fasilitas untuk WNI diobservasi
Sebanyak 238 WNI yang mendarat di Kepulauan Natuna dengan kondisi dalam keadaan sehat. Mereka yang baru datang disambut oleh Menteri Kesehatan Terawan tanpa menggunakan masker. Tim medis dari Kementerian Kesehatan dan TNI akan terus menjaga dan memantau masa observasi kepada WNI di Hanggar Bandara Raden Sadjad Natuna.
Sebelumnya, fasilitas lengkap telah disediakan untuk WNI dari Wuhan di Kepulauan Natuna, termasuk rumah sakit darurat untuk WNI yang terdeteksi sakit. Tujuannya agar WNI yang sedang diobservasi nyaman dan tidak stres.
3. Siapkan 8 dokter tangani WNI diobservasi
Warga Negara Indonesia yang baru dipulangkan dari Provinsi Hubei, China, akan menjalani observasi di Kepulauan Riau, Natuna. Sebanyak 238 orang akan dipantau kesehatannya, mulai dari fisik hingga psikologis. Tenaga medis total delapan dokter spesialis dan umum akan dikerahkan untuk mendampingi WNI selama 24 jam penuh.

Lokasi Observasi pun berada di Hanggar Landasan Udara Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Natuna memang sengaja dipilih karena dianggap memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni dan dapat menampung sebanyak 300 orang. Tempat observasi juga disebut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang jauh dari permukiman warga.
4. 4 WNI menolak dievakuasi
Pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari China yang sengaja dibentuk oleh Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan sebanyak 243 WNI dari total 250 orang WNI yang masuk ke dalam data untuk dipulangkan ke Tanah Air.
Menurut Keterangan Resmi Kementerian Luar Negeri RI, menyebutkan ada 4 WNI yang memilih tetap tinggal di Wuhan dengan alasan keluarga dan tiga WNI alinnya tidak bisa memenuhi persyaratan terbang ke Indonesia.
Sementara, total 243 orang berhasil dipulangkan yang terdiri dari 238 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, China, seorang WNA merupakan suami dari seorang WNI, dan lima anggota Tim Aju KBRI Beijing.
5. Masyarakat protes WNI dievakuasi di Natuna
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, mengatakan jika masyarakat Natuna memprotes kepada dirinya. Warga meminta agar observasi dilakukan kepada 238 WNI yang pulang dari Wuhan, China dilakukan di atas Kapal Perang Milik TNI dan tidak berada di Pangkalan Militer Natuna.
"Betul, masyarakat kami minta supaya itu diisolasi di kapal perang di rumah sakit kapal perang di laut," ujar Abdul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/1/2020).
Permintaan dari masyarakat setempat tidak dilaksanakan. Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, mengatakan bila observasi kepada WNI yang baru kembali ke Tanah Air tidak bisa dilakukan di atas kapal perang. Selain itu, ia juga memastikan tempat observasi tidak bisa didekati oleh warga sekitar. Langkah itu diambil agar tidak ada sesuatu yang tidak diinginkan.
"Pak menteri kesehatan menyampaikan itu memang di seluruh dunia itu tidak dibolehkan isolasinya di kapal. Tetap (harus) di darat, makanya jalan pintas diambil di hanggar yang baru dibangun itulah di sulap menjadi tempat isolasi," katanya.
(Awaludin)