Ditegaskan kembali oleh Dirjen Tanaman Pangan tersebut bahwa KUR bisa diumpamakan sebagai bahan bakar perekonomian di pedesaan.
Selain arahan penyerapan KUR, Dirjen Suwandi juga meminta beberapa hal terkait budidaya tanaman pangan. Seperti halnya pergantian varietas untuk meningkatkan provitas, penggunaan benih kemasan yang lebih intens pengawasannya melalui sistem barcode, serta pengendalian OPT ramah lingkungan.
Terkait hilirisasi, Suwandi meminta produksi beras jangan biasa-biasa saja. "Tingkatkan kualitas mutu beras. Bisa organik, beras khusus, beras premium varietas pandanwangi, menthik, supaya lebih kompetitif dan masuk ke kelas ekspor," ujarnya.
Hilirisasi juga sampai dengan produk sisa seperti jerami, sekam dan dedak bisa dimanfaatkan untuk kompos dan sebagainya. Intinya minimalisir pembuangan limbah dengan prinsip reduce, reuse dan recycle.
Bupati Demak M Natsir yang hadir saat acara tersebut mengapresiasi apa yang dilakukan Kementan. Diakuinya Demak sebagai lumbung pangan di Jateng. Sebanyak 56,74 persen dari luas lahan 89.743 hektar merupakan lahan sawah dengan produkai 897 ton GKG tahun 2018.
"Demak ini penghasil beras urutan ke-3 di Jateng jadi sudah jadi tanggungjawab kami untuk menaukseskan program Kementan ini, seperti halnya Gratieks kita bertekad bisa capai 3 kali lipat ekspor kacang hijau di tahun ini," ujarnya.