Strain yang baru ditemukan itu merupakan anggota keluarga virus corona, tetapi dianggap tidak terkait erat dengan virus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) atau COVID-19. Juga tidak jelas apakah strain virus itu dapat menginfeksi manusia, dan betapa berbahayanya mereka bagi kesehatan manusia.
“Banyak coronavirus mungkin tidak menimbulkan risiko bagi manusia, tetapi ketika kami mengidentifikasi penyakit ini sejak dini pada hewan, pada sumbernya, kami memiliki peluang berharga untuk menyelidiki potensi ancaman,” kata Direktur Program Kesehatan Global Smithsonian Suzan Murray, yang juga turut menulis studi itu, dalam siaran pers.
"Pengawasan waspada, penelitian dan pendidikan adalah alat terbaik yang kita miliki untuk mencegah pandemi sebelum terjadi."
(Rahman Asmardika)