PULUHAN atau bahkan ratusan juta Muslim di Asia memulai bulan suci Ramadhan, Jumat (24/4/2020), di bawah kebijakan 'lockdown' atau pembatasan sosial ketat lainnya.
Bagi banyak di antara mereka, Ramadhan adalah saat untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah, keluarga dan komunitas. Namun, wabah virus corona mengubah tradisi itu.
Banyak yang menjadi pengangguran, banyak yang membatalkan rencana mudik, dan tempat-tempat di mana Muslim biasa berbuka puasa bersama, seperti mal, taman dan masjid, ditutup.
“Terlalu menyedihkan untuk dikenang dalam sejarah,” kata Belm Febriansyah, seorang warga Jakarta kepada Associated Press.
Pembatasan sosial untuk memperlambat penyebaran virus corona diperpanjang dan bahkan ditingkatkan skalanya di Jakarta yang menjadi episentrum wabah di Indonesia. Hingga Jumat (24/4), Indonesia dilaporkan memiliki 8.211 kasus dengan 689 kematian.
Layanan penerbangan dan layanan kereta dihentikan untuk sementara untuk mencegah mudik tahunan menjelang Lebaran. Mobil-mobil pribadi juga dilarang meninggalkan Jakarta.

Malaysia juga memperpanjang lockdown selama dua minggu hingga 12 Mei, meski jumlah penambahan kasus menurun drastis menjadi belasan dalam sepekan terakhir.
Malaysia, dan negara-negara tetangganya seperti Singapura dan Brunei telah melarang diselenggarakannya bazar-bazar Ramadan di mana makanan, minuman dan pakaian dijual di pasar-pasar terbuka atau di toko-toko pinggir jalan.
Provinsi Sindh, Pakistan, melarang sholat tarawih setelah Asosiasi Medis Pakistan meminta PM Imran Khan dan para pemimpin keagamaan negara itu untuk mempertimbangkan kembali penolakan mereka untuk menutup masjid di seluruh negara itu.