JAKARTA - Physical Distancing merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19. Kebijakan ini mau tidak mau cukup mempengaruhi dunia pendidikan di mana siswa harus tetap berada di rumah, belajar dari rumah, begitu pun dengan para guru yang harus mengajar dari rumah. Meski begitu, kegiatan belajar mengajar ini harus tetap efektif dan para guru tetap bisa berkontribusi mencegah Covid-19 dengan mengintegrasikan pendidikan tentang bencana kesehatan dalam pembelajaran.
Melalui model pembelajaran Studysaster inilah para guru dan murid dapat berkontribusi menekan angka penyebaran Covid-19. Studysaster ini bertujuan agar para siswa mampu mengedukasi dirinya sendiri dan orang lain tentang Covid-19 dari hasil karya pembelajaran mereka. Karya Studysaster ini bisa berbentuk puisi, cerpen, video, foto, poster, komik, atau bentuk kreativitas lainnya. Pembelajaran ini tak lepas dari bimbingan para guru melalui komunikasi daring.
Nama Studysaster diambil dari penggabungan kata Study dan Disaster, yang dalam bahasa Indonesia study berarti belajar dan disaster berarti bencana. Model pembelajaran Studysaster dapat didefinisikan sebagai sebuah tahapan pembelajaran yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk memaksimalkan pengintegrasian pendidikan kebencanaan. Dengan program ini diharapakan dapat memudahkan guru untuk mengintegrasikan pendidikan bencana kesehatan Covid-19 dalam kegiatan pembelajaran. Studysaster mempunyai 6 langkah pembelajaran, yaitu identifikasi, mencari, merencanakan, mencipta, membagikan, dan mempraktikan.
Tahap pertama adalah identifikasi, dimana peserta didik bersama guru mempelajari dan berdiskusi tentang definisi maupun jenis-jenis bencana, serta penyebab terjadinya Covid-19. Mereka berdiskusi tentang kondisi wilayah tempat tinggal dan lingkungan mereka, serta mengenal Studysaster melalui komunikasi daring. Setelah berdiskusi, peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi resiko bencana Covid-19 pada diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Tahap selanjutnya, mencari, peserta didik melakukan pencarian untuk melihat contoh pekerjaan atau tugas pembelajaran tentang bencana kesehatan Covid-19 di internet atau sumber lain yang relevan. Dalam tahap mencari, peserta didik perlu mencari referensi agar menghasilkan kreativitas dan memberikan ide dalam menghasilkan karyanya. Sementara itu, mereka tetap belajar melalui daring dan mencari referensi melalui YouTube, Google, buku, atau sumber lain yang relevan.
Tahap ketiga, merencanakan. Setelah peserta didik mencari referensi, maka muncul ide awal untuk merencanakan konsep, pesan, tema, dan visual yang akan dituangkan dalam sebuah karya hasil pembelajaran.
Tahap berikutnya, yaitu mencipta. Ide dan konsep sudah matang, maka tahap selanjutnya peserta didik mulai menuangkan idenya ke dalam bentuk visual atau tulisan ke dalam media masing-masing. Karya yang dihasilkan nantinya akan bermacam-macam, seperti video/vlog. Untuk itu, maka peserta didik perlu menggunakan ponsel untuk menunjang hasil karyanya, atau puisi ditulis dalam buku, dan poster dapat dituangkan ke dalam buku gambar. Hasil akhir karya tersebut harus berbentuk digital seperti diketik atau difoto.
Tahap kelima adalah membagikan. Usai membuat karya edukasi mengenai pencegahan Covid-19, peserta didik membagikan karya pembelajarannya kepada orang lain secara konvensional maupun online. Peserta didik bisa membagikannya kepada orang-orang di lingkungan sekitarnya atau melalui media sosial WhatsApp, Instagram, YouTube. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat secara luas agar turut aktif membantu pencegahan Covid-19.
Tahap terakhir, mempraktikkan. Setelah membagikan karya edukasi kepada masyarakat, peserta didik wajib mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, misalkan peserta didik membuat poster ciri-ciri dan pencegahan Covid-19, maka dia pun harus melakukan aktivitas pencegahan seperti yang sudah diciptakan melalui karyanya tersebut, sehingga karya edukasi Covid-19 tidak berupa konseptual saja.
Dengan model pembelajaran Studysaster ini diharapkan pesan berantai ini dapat mengedukasi masyarakat entang bencana Covid-19. Melalui satu guru yang membimbing para siswa melalui karya yang kreatif dan menarik, sehingga karya edukasi tersebut diteruskan ke orang lain dan memudahkan mereka menyerap informasi penting tentang pandemi Covid-19. (CM)
(Yaomi Suhayatmi)