“Lebih baik sholat di rumah saja dengan keluarga. Karena risikonya sangat tinggi. Dan Tuhan menyuruh kita untuk menghindarkan diri bencana dan malapetaka baik untuk diri kita maupun orang lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, pemerintah menetapkan 1 Syawal 1441 Hijriah/2020 Masehi, jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020. Hal itu berdasarkan pantauan hilal di sejumlah lokasi.
"Tinggi hilal di seluruh Indonesia di bawah ufuk, yaitu berkisar dari minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat. Dengan posisi demikian, maka hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat," kata Menag Fachrul saat sidang isbat di Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin, Jakarta, kemarin.
Hal tersebut, kata Menag Fachrul, terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag. Pada tahun ini, rukyah dilaksanakan Kemenag pada 80 titik di Indonesia.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal bekerja di bawah sumpah, terdiri dari provinsi Aceh hingga Papua. Di 80 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal," sambungnya.
(Khafid Mardiyansyah)