Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tahukan Anda, Memahami Lansia Dapat Menciptakan Terwujudnya Keluarga Bahagia, Kuat dan Sejahtera

Yaomi Suhayatmi , Jurnalis-Rabu, 15 Juli 2020 |23:45 WIB
Tahukan Anda, Memahami Lansia Dapat Menciptakan Terwujudnya Keluarga Bahagia, Kuat dan Sejahtera
Foto : Dok Webinar BKKBN
A
A
A

JAKARTA -Peningkatan kualitas hidup para lansia menjadi isu utama dalam peringatan Hari Keluarga Nasional yang ke-27. Hal tersebut sebagaimana terungkap dalam webinar yang diadakan oleh Direktorat Lansia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Rabu, (15/07).

Dalam sambutan sebagai pengantar webinar Deputy Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Dr. dr, M. Yani, M.Kes., PKK mengatakan bahwa Penduduk lansia di Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah. Sesuai data BPS 2019, penduduk lansia di Indonesia sebesar 25,64 juta jiwa (9,60 persen) dari populasi penduduk. Namun, jumlah yang besar tersebut tentunya akan menjadi persoalan bagi bangsa ini apabila kualitas hidup para lansia rendah.

“Dari data yang kita peroleh, para lansia tersebut merupakan lansia yang memiliki tingkat pendidikan rendah, ekonomi dan kesehatan yang yang tidak menggembirakan, ditambah lagi dengan hubungan sosial dan peran pengambilan keputusan yang menurun di tengah keluarga. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi para lansia, oleh karena itu peran keluarga menjadi sangat penting,” jelas M. Yani.

Senada dengan M. Yani, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo SpoG(K) dalam sambutan sekaligus pembukaan webinar menyebutkan bahwa lansia menjadi perhatian khusus bagi BKKBN karena Indonesia akan memasuki ageing population (penuaan penduduk).

“Ada suatu permasalah yang harus dipertimbangkan betul karena antara yang namanya dependensi rasio antara lansia yang usia tidak produktif antara 15 sd 65 tahun terus meningkat yakni 15 persen. Artiny semakin banyak lansia yang kehidupannya harus ditanggung oleh penduduk usia produktif,” jelasnya.

Hasto Wardoyo melanjutkan, peningkatan angka lansia harus diimbangi dengan penurunan dependency ratio (rasio ketergantungan) terhadap balita atau bayi atau yang usia 15 tahun, jadi kalau lansianya terus bertambah, kemudian balita tidak menurun, maka dependeny ratio akan lebih cepat, kemudian membesar sehingga beban pembangunan akan lebih berat.

“Untuk itu lansia harus lebih sehat, lebih berkualitas dan harus lebih produktif dengan demikian Bonus Demografi Jilid 2 bisa kita dapatkan, untuk itulah kita sama-sama memperhatikan para lansia,” jelasnya.

Pentingnya upaya peningkatan kualitas pra lansia, BKKBN melalui direktorat lansia memandang perlu sebuah kajian khusus mengenai persoalan lansia di Indonesia dengan mengadakan suatu forum webinar. Harapnya, tentu saja agar dapat menambah wawasan bagi para penyuluh BKKBN di seluruh Indonesia, khususnya dan masyarakat Indonesia secara umum. Seain itu sebagai sarana untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa BKKBN sedang berupaya memaksimalkan pelaksanaan program unggulan Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi para lansia yang diinisasi BKKBN sejak tahun 2018 lalu.

Dalam webinar ini juga ditampilkan video singkat akitvitas para care giver yakni keluarga dan Care of Excellence (COE) atau Kelompok Bina Lansia (KBL ) binaan BKKBN dari berbagai lokasi di tanah air. Dalam video tersebut tampak para care giver baik keluarga mauou KBL mendampingi para lansia mulai dari membersihkan tubuh, mengganti pakaian, menyiapkan dan menyuapi makanan, menemani beribadah dan kegiatan yang memberikan penguatan dan kebahagiaan lainnya bagi para lansia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement