BEIJING – Tulisan seorang pakar sosiologi China memicu perdebatan panas setelah tersebar di media sosial. Tulisan itu menyoroti tentang banyaknya anak-anak dan keturunan dari kaum elite China yang memutuskan pindah keluar negeri alih-alih tinggal di dalam negeri itu.
Zheng Yefu, seorang mahaguru sosiologi yang sudah pensiun dari Universitas Peking menulis, walaupun Partai Komunis China terus memegang kekuasaan, anak-anak elite partai lebih suka pindah secara permanen ke negara-negara Barat.
Tidak jelas berapa banyak anak para pemimpin Partai Komunis China yang tinggal di luar negeri, tapi ada sejumlah anak pejabat tinggi yang belajar di universitas-universitas terkenal Amerika.
Xi Mingze, putri satu-satunya Presiden Xi Jinping, adalah lulusan Universitas Harvard. Dua dari tiga pimpinan tertinggi China, mantan presiden Zhao Ziyang dan Jiang Zemin punya beberapa cucu yang belajar di Universitas Harvard.
Jia Qinglin, mantan anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis, punya seorang cucu yang belajar di Standford, demikian diwartakan VOA.
Harian Washington Post melaporkan setidaknya lima dari sembilan anggota Komite Tetap yang terakhir punya anak-anak dan cucu yang belajar di Amerika.
Lembaga Kebijakan Migrasi di Washington melaporkan bahwa orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi di China telah menjadi pendorong utama bagi arus emigrasi dari negara itu ke AS.
Kata laporan dari perusahaan riset Hurun di China, lebih dari sepertiga warga China yang kaya “kini sedang mempertimbangkan” pindah ke negara lain, di mana terdapat sistem pendidikan yang lebih baik, dan sekaligus untuk menjauhkan diri dari kota-kota yang terdampak polusi dan pemerintahan yang menjalankan kebijakan keras.
Zheng Yefu mencatat bahwa anak-anak sejumlah pemimpin partai Komunis China tampaknya tidak berminat mewarisi kekuasaan politik orang tua mereka dan lebih suka pindah ke luar negeri, khususnya ke Amerika.
Follow Berita Okezone di Google News
(dka)