Saat itu polisi menggunakan meriam air untuk melawan pengunjuk rasa di Nay Pyi Taw, yang menolak mundur.
Tembakan peringatan dilaporkan ditembakkan ke udara sebelum peluru karet ditembakkan ke kerumunan. Tetapi dokter kemudian mengatakan tampaknya ada peluru tajam yang mengenai pengunjuk rasa.
Menurut BBC Burma, yang berbicara dengan petugas medis yang tidak disebutkan namanya dari rumah sakit Nay Pyi Taw, seorang perempuan menderita cedera kepala yang serius dan seorang demonstran lainnya mengalami cedera dada.
Kelompok hak asasi manusia dan outlet berita lokal mengatakan perempuan itu ditembak di kepala saat ikut dalam aksi protes.
Menurut laporan Human Rights Watch, seorang dokter dari rumah sakit mengatakan perempuan itu memiliki "proyektil yang bersarang di kepalanya dan telah kehilangan fungsi otak yang signifikan".
Dokter tersebut mengatakan bahwa luka Mya Thwe Thwe Khaing akibat peluru tajam, yang menembus bagian belakang telinga kanannya. Seorang pria yang terluka pada protes yang sama juga tampaknya memiliki luka serupa.
Laporan terpisah oleh Fortify Rights mengutip seorang dokter yang mengatakan perempuan itu mengalami mati otak karena "luka tembak yang fatal di kepala".
Sebelumnya, sebuah rekaman beredar di sosial media menunjukkan seorang perempuan sedang ditembak.
Rekaman itu menunjukkan seorang perempuan yang mengenakan helm sepeda motor itu tiba-tiba roboh. Secara terpisah, gambar di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti helm berlumuran darah. BBC belum memverifikasi ini.
"Kami akan mencari keadilan dan terus bergerak," kata seorang dokter kepada kantor berita AFP, sambil menambahkan bahwa para staf menghadapi tekanan besar sejak korban dibawa ke unit perawatan intensif.
Pihak berwenang mengatakan akan menyelidiki kasus ini.
(Susi Susanti)