ATLANTA – Sebuah gereja di pinggiran kota Georgia mencopot tersangka penembakan di tiga spa di Atlanta, Robert Aaron Long dari jajaran keanggotaannya pada Minggu (21/3) pagi.
Gereja Baptis Pertama Crabapple di Milton, sebuah kota pinggiran kota yang terletak di utara Atlanta, mengatakan dalam sebuah pernyataan jika Long dan keluarganya adalah anggota kongregasi mereka selama bertahun-tahun. Gereja menyaksikan Long bertumbuh dan menerimanya menjadi keanggotaan gereja "ketika dia membuat pengakuan imannya sendiri di dalam Yesus Kristus."
"Pembunuhan yang tidak terpikirkan dan mengerikan ini secara langsung bertentangan dengan pengakuan imannya sendiri kepada Yesus dan Injil," kata pernyataan itu.
Pernyataan itu menyebut penembakan itu sebagai "tindakan ekstrim dan jahat" yang "bertentangan dengan segala sesuatu yang dipercayai dan diajarkan gereja."
Gereja mengutuk tindakan Long "dalam istilah yang paling kuat" dan mengatakan sangat menyesali "ketakutan dan rasa sakit yang dialami orang Asia-Amerika sebagai akibat dari tindakan Aaron yang tidak bisa dimaafkan."
(Baca juga: Perkosa Wanita Beramai-ramai, Pengadilan Hukum Mati Dua Pria)
"Tidak ada kesalahan yang dapat ditimpakan kepada para korban," bunyi pernyataan itu.
"Dia sendirilah yang bertanggung jawab atas tindakan dan keinginan jahatnya,” jelas penyataan itu.
Sebagai akibat dari penembakan tersebut, gereja menerbitkan pernyataan lengkapnya di situs webnya bersama dengan pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan penembakan, hubungan Long dengan gereja dan ajaran gereja. Gereja membatasi akses publik di situs webnya untuk pernyataan dan ajaran gereja, dan menghapus akun media sosialnya.
Dalam pernyataannya, gereja mengatakan menghapus situs web dan akun media sosialnya "karena sangat berhati-hati."
"Kami mengkhawatirkan keselamatan anggota komunitas gereja kami," kata situs web gereja itu.
(Baca juga: Bawa Balita Masuk ke Kandang Gajah, Pria Ini Ditangkap)
Menurut rekaman yang disediakan oleh gereja, Pendeta Associate Luke Folsom mengatakan kebaktian Minggu dibuka dengan seorang anggota membacakan nama-nama korban yang nyawanya diambil dalam "tindakan pembunuhan yang tidak bisa dimaafkan”.