Memulainya pun tidak langsung besar. Ia mengawalinya dengan membuat alat sendiri secara manual, tapi secara perlahan naik dengan menggunakan teknologi yang super canggih. Baginya, professional dalam mengerjakan sebuah proyek panggung adalah sebuah keharusan.
“Ini pekerjaan yang penuh tantangan dan risiko. Kalau gagal, klien pasti kecewa. Dan saya tidak pernah mau gagal,” cetus Hendra.
Saat ini, Mata Elang pun sudah dikenal di dunia internasional dalam hal tata kelola lampu sebuah show.
Hendra juga membuktikan kepiawaiannya sebagai seorang raja lighting. Di tahun 1999, ia berhasil menjadi pemenang utama dalam kompetisi menghias gedung dalam ajang Dubai Shopping Festival.
Di tahun 2009, ia dipercaya sebagai penata lampu Olimpiade Sidney. “Lighting merupakan pilar utama dalam sebuah pertunjukan atau show. Kehebatan dan kemewahan sebuah konser misalnya akan dilihat dari kualitas lighting-nya. Dalam segala hal, mulai dari pertunjukan musik yang sederhana hingga konser kelas dunia seperti Java Jazz dan Java Rock in Land, penataan cahaya pasti dibutuhkan,” ulasnya.
Beberapa artis kelas dunia yang tampil di Indonesia, ia menggarap lightingnya, seperti Bon Jovi hingga konser Super Junior. “Menangani Super Junior misalnya. Dalam hal panggung, dia itu sangat perfect. Saya harus menata cahaya hanya dalam waktu tiga hari saja. Tapi itu bisa berhasil, konsernya juga sukses.”
(Khafid Mardiyansyah)