 
                Namun, karena Ratu Dwarawati, sang permaisuri yang berasal dari Campa, merasa cemburu terhadap Putri Cina tersebut, terpaksa Raja Brawijaya memberikan Putri Cina yang sedang mengandung kepada Arya Damar yang kala itu menjabat sebagai adipati Palembang. Setelah Putri Cina melahirkan Raden Patah di Palembang, barulah Arya Damar menikahi Putri Cina tersebut dan melahirkan anak laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Kusen.
Raden Patah dan Raden Kusen adalah saudara sekandung seibu tapi berlainan ayah. Karena menolak untuk menjadi adipati di Palembang, maka Raden Patah dan Raden Kusen kemudian berlayar ke Jawa dengan menaiki kapal dagang yang menuju Surabaya, dan menjadi santri di pesantren Ampel Denta (Ngampel Denta).
Di pesantren tersebut, Raden Patah mempelajari ajaran Islam bersama murid-murid Sunan Ampel yang lainnya seperti Raden Paku (Sunan Giri), Maulana Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kasim (Sunan Drajat). Sementara Raden Kusen kembali ke Majapahit dan diangkat menjadi adipati Terung oleh Prabu Brawijaya. (din)
(Rani Hardjanti)