Chantha hanyalah salah satu dari ratusan anggota keluarga yang terkena dampak pengecaman tanpa henti oleh pemerintah Kamboja terhadap para pengkritiknya.
Ly Sany, yang berusia 21 tahun, adalah putri dari Pai Ren, seorang aktivis CNRP yang dipenjara pada Desember silam karena turut serta dalam demonstrasi menuntut pembebasan anggota oposisi yang mendapat tuduhan serupa.
Sany mengenal Sovann Chhay,yang ia gambarkan sebagai bocah laki-laki yang lembut namun penuh gairah.
"Ia suka teman-teman seperjuangannya dan lagu-lagu lama. Ia berbeda dari anak-anak lain yang hanya tertarik untuk bersenang-senang," katanya.
Tujuan pemerintah Kamboja untuk mengintimidasi para pengkritiknya jelas, kata Sany, namun ia mengatakan itu bisa memiliki efek sebaliknya.
"Kami belum melihat banyak negara yang akan melakukan ini pada anak muda," katanya.
"Beberapa orang takut dan khawatir tentang ini, tetapi orang lain tidak takut. Ini bisa mendorong lebih banyak orang bangkit melawan."
(Rahman Asmardika)